Pemerintah Kabupaten Jember mendukung adanya forum anak di tingkat Kecamatan, Desa, atau Kelurahan. Forum itu bertujuan untuk menjembatani aspirasi atau suara anak di Kabupaten Jember agar tersampaikan kepada pemerintah. Namun faktanya, peran anak di desa dianggap belum maksimal, karena belum memiliki bargaining position dalam memengaruhi regulasi di desa. Hal itu disampaikan Direktur YPSM Jember, Rizki Nurhaini.

Perempuan yang akrab dipanggil Kiki itu mengatakan, suara anak belum terlalu banyak terlibat, karena masih kurangnya dukungan dari pemerintah desa. Isu perlindungan anak belum dianggap sebagai isu krusial dan terkesan dukungan yang diberikan masih setengah hati. Kiki menyadari minimnya pengurus dalam forum anak di Jember serta kompleksnya masalah yang dihadapi, menjadi faktor Forum Anak Desa (FAD) seakan berjalan pelan.

Kiki melihat dalam rapat-rapat yang digelar di tingkat desa, kepentingan anak selalu dikesampingkan dari kepentingan orang dewasa. Selama ini, menurutnya pemerintah cukup responsif dengan menyediakan fasilitas berupa sarana dan prasarana bagi pemenuhan hak anak. Sementara itu, sisi pengembangan potensi anak kurang diperhatikan.

Selain itu, kendala lain juga datang dari lingkungan keluarga. Menurut Kiki, kebanyakan orang tua hanya mengukur kesuksesan anak pada sisi akademisnya saja. Berdasarkan fakta yang ia temukan di beberapa desa, minat dan bakat anak bahkan berbenturan dengan keinginan orang tua mereka. Sebenarnya pihaknya sudah berusaha mengusulkan kepada pihak desa untuk mengadakan kelas parenting. Namun karena kelas semacam itu belum familiar di masyarakat rural, sehingga banyak yang menganggap hal itu sebagai sesuatu yang tidak dibutuhkan. Padahal dengan adanya kelas parenting, hal itu juga menjadi upaya pencegahan masalah seperti stunting, AKI, dan AKB yang angkanya masih tinggi di Jember.(rex)