BANK KLAMBI: CEGAH LIMBAH TEKSTIL DENGAN BERBAGI PAKAIAN LAYAK DAN BIBIT TANAMAN

BANK KLAMBI: CEGAH LIMBAH TEKSTIL DENGAN BERBAGI PAKAIAN LAYAK DAN BIBIT TANAMAN

BANK KLAMBI: CEGAH LIMBAH TEKSTIL DENGAN BERBAGI PAKAIAN LAYAK DAN BIBIT TANAMAN

Banyak jenis limbah anorganik yang dihasilkan manusia setiap harinya, termasuk limbah tekstil. Kondisi ini mendorong dua sahabat semasa SMA, Zilfana Izzatul Lailiyah dan Aisyah Ramadani menggagas komunitas yang menampung baju bekas untuk disalurkan kepada yang membutuhkan.

Didirikan sejak Juli 2020, keduanya menamakan gerakan sosial ini dengan nama “Bank Klambi”. Menurut Zilfana, ide awal gerakan ini untuk menyalurkan baju-baju layak yang tak terpakai dan menumpuk di lemari baju mereka. Mereka berdua lalu menghimpun donasi baju dari teman-teman mereka sesama alumni SMAN 1 Jember. Konsepnya, setiap donatur baju, akan mendapatkan bibit tanaman, karena saat itu di rumah Aisyah, ada banyak bibit tanaman. Dengan demikian, Bank Klambi juga ingin mengkampanyekan gerakan menanam untuk membuat udara lebih segar.

Tak disangka, respon dari masyarakat cukup besar. Dalam waktu 2 minggu, mereka mendapat donasi sebanyak 200 kg baju bekas dari berbagai lapisan masyarakat. Flyer yang mereka buat bahkan sampai tersebar ke Bali dan Kalimantan. Saat itu, ada respon dari warga di Kalimantan yang ingin mengirimkan baju ke Bank Klambi di Jember. Namun karena alasan efektivitas biaya kirim, Zilfana menyarankan agar warga Kalimantan tersebut mendonasikan di wilayahnya sendiri dengan menduplikasikan konsep yang dibuat  Bank Klambi.

Seperti halnya fungsi intermediasi perbankan, Bank Klambi menggunakan konsep untuk menyalurkan dari mereka yang kelebihan kepada yang kekurangan. Baju yang mereka terima, bisa digunakan untuk komunitas tertentu seperti mahasiswa KKN yang ingin menggelar bakti sosial untuk membagikan baju layak pakai.

Bank Klambi menggunakan sistem sortir berlapis, yakni mulai dari gender, usia dan kelayakan pakai. Baju yang rusak kecil atau sedang seperti kancing, akan diperbaiki terlebih dahulu. Namun untuk yang rusak parah seperti berjamur, akan di recycle menjadi barang layak pakai lain seperti keset. Hal ini untuk meminimalisir sampah pakaian. Seiring waktu, Bank Klambi mulai kewalahan menampung donasi dari warga Jember. Mereka akhirnya bergabung dengan lembaga sosial lain di bidang lingkungan hidup, yakni Sobung Sarka yang digagas oleh Nurul Hidayah atau Cak Oyong.(adp)

Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.

Adonis Music R&B