Anggaran untuk pengelolaan pasar tradisional di Jember selama lima tahun terakhir minim. Sehingga tidak dapat dipungkiri bila kondisi pasar tradisional saat ini sangat memprihatinkan. Hal ini dikatakan Kadisperindag Jember Yuliana Harimurti, Senin (14/4/25).
Ia mencontohkan, bangunan pasar Tanjung yang telah berusia sekitar 51 tahun, kini sudah tidak memenuhi syarat lagi. Untuk biaya perbaikan kebocoran, hanya diberikan anggaran sebesar Rp200 ribu. Bila satu titik diperbaiki, bisa saja ada kebocoran di titik-titik lain.
Kemudian untuk anggaran listrik, Disperindag hanya mendapat Rp2 juta setahun termasuk untuk seluruh UPT yang ada di 30 pasar. Bahkan banyak perencanaan Disperindag dari beberapa tahun terakhir yang gagal dilaksanakan karena tidak adanya anggaran.
Penganggaran yang sempat dilakukan tahun kemarin juga terpaksa tidak dapat dilaksanakan karena kebijakan efisiensi. Anggaran untuk perawatan yang seharusnya ada setiap tahun juga tidak dianggarkan.
Untuk kebersihan di 30 pasar tradisional, Disperindag hanya mempunyai dua unit truk. Yang kodisi saat ini sudah sering masuk bengkel. Sementara untuk pengajuan unit baru tidak mendapat perhatian. Akibatnya kadang sampai tiga hari sampah di pasar Tanjung tidak diangkut.
Yuliana menyampaikan, kebijakan sebelumnya untuk PAD pasar dituntut terus ditingkatkan. Tahun lalu target PAD sebesar Rp7 miliar terpenuhi 100 persen. Tetapi tidak ada dari PAD tersebut yang kembali untuk perbaikan pasar. Tidak ada timbal balik kepada pedagang pasar tradisional.
Ia berharap Bupati yang baru bisa lebih memperhatikan kondisi pasar tradisional sebagai representasi perekonomian masyarakat kecil. Setelah kebijakan efisiensi ditarik, Yuliana berharap segera dianggarkan untuk perbaikan pasar-pasar tradisional.(thn)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.