CERITA PETUGAS PEMAKAMAN JENAZAH COVID-19: KERJA HINGGA LARUT MALAM DAN SERING DIINTIMIDASI

CERITA PETUGAS PEMAKAMAN JENAZAH COVID-19: KERJA HINGGA LARUT MALAM DAN SERING DIINTIMIDASI

CERITA PETUGAS PEMAKAMAN JENAZAH COVID-19: KERJA HINGGA LARUT MALAM DAN SERING DIINTIMIDASI

Penolakan pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19 oleh masyarakat di Jember terus berulang. Parahnya, tindakan intimidatif terhadap petugas pemakaman pun tak terhindarkan. Seperti yang terjadi di Desa Jatian, Kecamatan Pakusari pada Sabtu (17/7/2021) lalu. Tim pemakaman yang merupakan relawan di Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Jember mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan saat bertugas.

Plt Kepala BPBD Jember, Mohammad Djamil menceritakan, saat itu tim relawannya akan memakamkan seorang jenazah warga Desa Jatian sekitar pukul 18.30 WIB. Diketahui, almarhumah sempat dirawat dan meninggal di RS dr. Soebandi Jember dalam keadaan terkonfirmasi positif Covid-19. Sehingga pemulasaran hingga pemakaman jenazah harus menggunakan protokol Covid-19.

Namun saat jenazah tiba di pemakaman desa setempat menurut Djamil, terjadi upaya dari masyarakat untuk mengambil alih prosesinya. Masyarakat setempat ingin memandikan jenazah dan menyalatinya sebelum jenazah disemayamkan ke tempat peristirahatan terakhirnya. Bahkan mereka nekat merebut peti jenazah dan berupaya membukanya.

Djamil melanjutkan, situasi pun semakin tidak kondusif saat itu. Bahkan petugas keamanan yang berada di lokasi, tidak berhasil mengendalikan kehendak warga untuk mengambil alih jenazah. Tak berhenti disitu, petugas pemakaman pun mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari warga yang terprovokasi, seperti pelemparan batu hingga kekerasan fisik lainnya.

Intimidasi terhadap petugas pemakaman tak hanya terjadi satu dua kali, namun seringkali dihadapi. Diakui Djamil, meskipun tidak selalu dalam bentuk kekerasan fisik, namun adu mulut sering ditemui di lapangan. Penolakan dari masyarakat terhadap pemulasaran hingga pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19 menjadi kendala yang menyulitkan bagi para petugas pemakaman yang tugas utamanya saja sudah berat.

Djamil mengungkapkan, petugas pemakaman bekerja hingga malam hari. Terkadang mereka selesai bertugas pukul 5 – 6 pagi, istirahat 2 jam dan kembali lagi melaksanakan tugas. Pihaknya tidak meminta rasa belas kasihan dari siapapun. Tapi hanya ingin masyarakat menghormati tugas dan tanggung jawab para petugas dalam membantu pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Sehingga pemakaman dengan protokol Covid-19 bisa terlaksana dengan baik.

Selain itu Djamil juga menegaskan bahwa pemulasaran jenazah Covid-19 dilakukan oleh petugas yang kompeten dengan standar protokol kesehatan. Tentu petugas-petugas di rumah sakit sudah terlatih dan aspek-aspek syariat agama sudah dipraktekkan dalam proses pemulasarannya. Mereka berpegang pada Peraturan Menteri Kesehatan terkait pemulasaran jenazah Covid-19 yang sudah disesuaikan dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).(ibl/dna)

Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.

Adonis Music R&B