DI BALIK INDAHNYA BATIK, ADA RISIKO KESEHATAN YANG DIHADAPI PERAJIN

DI BALIK INDAHNYA BATIK, ADA RISIKO KESEHATAN YANG DIHADAPI PERAJIN

DI BALIK INDAHNYA BATIK, ADA RISIKO KESEHATAN YANG DIHADAPI PERAJIN

Kondisi lingkungan dan aktifitas dalam industri batik memiliki risiko yang bisa menimbulkan penyakit bagi para perajin, terutama para pembatik perempuan. Hal tersebut disampaikan Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember, Elok Permatasari, saat pelatihan & edukasi dalam penggunaan bahan alami dalam batik di Balai Desa Dawuhan Mangli, Kecamatan Sukowono, Senin (14/6/2021).

Menurut Elok, sebenarnya antara laki-laki dan perempuan punya risiko gangguan kesehatan yang sama. Namun, jika dilihat dari kondisi fisik dan kesehatan reproduksi, pembatik perempuan memiliki keadaan yang berbeda dengan laki-laki. Yakni adanya siklus menstruasi dan kemungkinan kehamilan.

Elok menyebut, pembatik yang menggunakan bahan-bahan kimia, sangat rentan terpapar toxic atau racun. Efek dari paparan racun itu tidak langsung terasa, bahkan butuh puluhan tahun untuk bisa memunculkan dampak terhadap kesehatan tubuh. Terlebih ketika pembatik perempuan dalam kondisi hamil, bisa memengaruhi kesehatan kehamilan dan kualitas ASI. Maka hal itulah yang perlu mendapatkan perhatian para perajin batik, khususnya pembatik perempuan.

Selain itu, masalah lain yang biasanya terjadi menurut Elok adalah kekurangan gizi, akibat banyak perajin yang tidak memperhatikan pola makan mereka. Ada juga masalah risiko gangguan pernafasan, penyakit degeneratif dan gangguan kesehatan reproduksi. Ia pun menyarankan agar para pembatik memperhatikan asupan gizi sehari-hari. Mereka juga harus menjaga aktivitas fisik dengan olahraga, serta disarankan untuk mengecek kesehatan secara rutin. Para pembatik juga perlu mengatur jam kerja dengan baik dan proporsional, sehingga ada waktu untuk beristirahat.(rex)

Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.

Adonis Music R&B