Anggaran untuk membangun pabrik pupuk organik di Jember akan jauh lebih baik bila digunakan untuk pelatihan pembuatan di kelompok tani dan edukasi pemakaian terhadap pupuk organik. Hal itu dikatakan Anggota Komisi B DPRD Jember, Nyoman Aribowo, Jumat (21/7/23).
Menurutnya, yang lebih penting saat ini adalah menggerakkan kelompok tani melalui pelatihan dan edukasi untuk pembuatan dan penggunaan pupuk organik di lahan mereka.
Karena sebelumnya pemerintah pernah mengalokasikan anggaran pembuatan pupuk organik. Yakni, dengan menggandeng pihak ketiga membangun pabrik-pabrik di beberapa daerah, namun sekarang sudah tutup. Karena masalah utamanya adalah kesadaran dan kemauan petani menggunakan pupuk organik. Itu yang perlu diedukasi terlebih dahulu.
Pasalnya, ia khawatir jika nanti setelah ada pabrik tetapi petaninya tidak mau menggunakan pupuk organik, maka apa yang dilakukan akan sia-sia.
Ia melanjutkan, sebenarnya bila petani mau, mereka bisa membuat pupuk organik sendiri karena bahan bakunya mudah didapat. Sehingga tidak perlu membuat pabrik, cukup mengerakkan petaninya lalu mengedukasi agar mau beralih dari pupuk kimia.
Nyoman menambahkan, sejauh ini Komisi B tetap dengan komitmen untuk tidak mendukung pembangunan pabrik pupuk organik di Jember, tapi mendorong edukasi pada masyarakatnya.
Sebelumnya, seiring dengan kelangkaan pupuk subsidi dan keinginan untuk mandiri pupuk, proyek pabrik pupuk organik akan dibangun di lahan seluas 7 hektare, tepatnya di Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung, Jember.
Pemkab juga telah berjanji memberikan asuransi kepada petani yang mau menggunakan pupuk organik untuk produk pangan bila mengalami gagal panen.(thn)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.