Kabupaten Jember per 13 Juli 2021 naik menjadi zona merah atau daerah dengan risiko tinggi penyebaran Covid-19. Berdasarkan data terbaru di Jember pada Rabu (14/7/2021), terdapat 22 kecamatan berstatus zona merah. Sementara 9 Kecamatan sisanya zona oranye.

Bupati Jember, Hendy Siswanto usai mengikuti rapat paripurna di DPRD Jember, Rabu siang mengatakan, meningkatnya status zona merah penyebaran Covid-19 di Jember ini karena ada kekurangan. Yakni masyarakat yang dinilai kurang patuh dan disiplin. Sehingga ia mengajak seluruh warga Jember lebih patuh dan disiplin untuk bersama-sama memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Jember.

Dikonfirmasi terpisah, Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jember, Habib Salim menjelaskan, kasus harian Covid-19 di Jember akhir-akhir ini menunjukan tren peningkatan. Kasus baru Covid-19 di Jember akhir-akhir ini mayoritas dari klaster keluarga. Dengan meningkatnya penyebaran Covid-19 di Jember, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melakukan upaya-upaya yang merujuk pada aturan yang ada. Salah satunya Instruksi Menteri Dalam Negeri Tentang PPKM Darurat Jawa – Bali.

Selain itu, upaya lain yang diambil adalah menambah ruang perawatan darurat di RS Rujukan Covid-19 dan menyiapkan tempat isolasi di beberapa hotel. Termasuk ambulans yang disiapkan sebagai IGD untuk pasien probable Covid-19. Termasuk setiap desa diperintahkan untuk menyiapkan tempat isolasi bagi masyarakat terkonfirmasi positif Covid-19 yang kondisinya tidak parah.

Diketahui, berdasarkan data yang dirilis Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Jember pada Rabu ini, ada 207 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Angka ini merupakan yang tertinggi selama Covid-19 mewabah di Kabupaten Jember. Selain itu, 5 pasien meninggal dunia. Meski demikian, ada 84 pasien yang dinyatakan sembuh. Kasus kumulatif Covid-19 di Jember hingga 14 Juli 2021 ini mencapai 8.576 orang, dengan 774 kasus aktif.(don)