Untuk meningkatkan perekonomian warga Kelurahan Banjar Sengon, Kecamatan Patrang, Jember Dosen dan Mahasiswa Universitas Jember (Unej) menggelar sosialisasi pengolahan limbah kulit kakao menjadi pupuk cair organik (POC) kepada ibu ibu PKK setempat.

Muhammad Reza, S.Si., M.Si. Salah satu dosen pengabdi dalam kegiatan itu, Sabtu (15/7/23) menjelaskan, sosialisasi pembuatan POC dari limbah kulit kakao dilakukan oleh dosen dan mahasiswa dari Fakultas MIPA serta Fakultas Teknik Unej.

Menurut Dosen di Fakultas MIPA Unej ini, pihaknya memilih limbah kulit kakao sebagai bahan POC lantaran buah tersebut cukup melimpah di Jember. Namun selama ini bagian buah yang banyak diolah, sebatas pada biji kakao untuk bahan baku coklat. Sementara bagian lainnya termasuk kulit dibuang begitu saja.

Padahal menurut Reza, Kulit kakao memiliki potensi jika diolah menjadi pupuk organik. Karena kandungan unsur hara yang baik, seperti nitrogen 1,81%, fosfor 0,31%, kalium 6,08%, dan karbon 26,61%.

Untuk itu, melalui program hibah pengabdian Program Dosen Mengabdi di Desa Asal (Prosendidesa) dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Unej, pihaknya ingin memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya dalam peningkatan perekonomian. Contoh konkritnya dengan pengolahan limbah kulit kakao menjadi POC di Kelurahan Banjar Sengon pada, Sabtu (8/6/23).

Reza melanjutkan, selain dirinya pihak yang terlibat dalam kegiatan ini ada dosen lainnya yakni Achmad Sjaifullah, Ph.D., dan Dr. Busroni, S.Si., M.Si. serta beberapa mahasiswa diantaranya Septiana Kholifatur Robaniyah, Husnul Khotimah, dan Moh. Zeinur Ridho.

Reza menambahkan, usai sosialisasi ia bersama tim akan melakukan kegiatan lanjutan berupa serah terima Teknologi Tepat Guna (TTG) mesin pencacah kulit kakao dan tong fermentasi kepada masyarakat serta pelatihan pembuatan POC.

Dikonfirmasi terpisah Nanang Suwono, selaku Lurah Banjar Sengon mengungkapkan, pihaknya mengapresiasi kegiatan yang digelar oleh civitas akademika Unej itu. 

Pasalnya selama ini masyarakat hanya bisa memanfaatkan kulit kakao sebagai pakan ternak atau dibiarkan begitu saja di daerah perkebunan. 

Nanang berharap dengan adanya pelatihan ini masyarakat setempat secara mandiri dapat memproduksi pupuk organik cair dan bisa meningkatkan perekonomian.