RENDAHNYA MINAT BACA MASYARAKAT JEMBER KARENA KURANGNYA INOVASI DAN KREATIVITAS PEMERINTAH

RENDAHNYA MINAT BACA MASYARAKAT JEMBER KARENA KURANGNYA INOVASI DAN KREATIVITAS PEMERINTAH

RENDAHNYA MINAT BACA MASYARAKAT JEMBER KARENA KURANGNYA INOVASI DAN KREATIVITAS PEMERINTAH

Suasana sepi terasa saat berkunjung ke perpustakaan daerah di Jalan Letjen Panjaitan, Kecamtan Sumbersari, Jember. Meskipun tetap buka di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, hanya sedikit kunjungan yang tercatat setiap harinya. Hal ini diungkapkan seorang Pustakawan Ahli Madya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jember, Fatchur Rochman, Rabu (14/7/2021).

Menurut Fatchur, pandemi Covid-19 diklaim sebagai faktor utama sepinya pengunjung. Selain itu, perpustakaan kini juga harus bersaing dengan dunia digital. Bahkan meskipun saat ini pendaftaran keanggotaan bisa diakses secara daring, ia menilai jumlahnya masih stagnan. Padahal salah satu ukuran peningkatan minat baca adalah penambahan anggota perpustakaan, karena kedua hal itu beriringan sejajar.

Fatchur melanjutkan, dibandingkan sebelum pandemi, penambahan anggota perpustakaan justru mengalami penurunan. Meskipun penurunannya tidak signifikan yag diperkirakan kurang dari 10 persen, namun jumlah kenggotaan perpustakaan di Jember masih jauh dari angka standar. Sesuai dengan standar pemerintah, seharusnya setiap daerah minimal punya 25 persen anggota perpustakaan dari total penduduk. Minimnya keanggotaan itu jugalah yang membuat perpustakaan daerah Jember belum terakreditasi sampai sekarang.

Tak hanya itu, diakui Fatchur, kurangnya SDM yang memiliki kualifikasi sebagai pustakawan dan arsiparis di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jember dinilai sebagai elemen yang memengaruhi belum terakreditasinya perpustakaan daerah. Idealnya, per 75 ribu penduduk di suatu daerah, seharusnya terdapat 1 orang pustakawan. Dengan kata lain, dari total penduduk di Jember, harusnya ada kurang lebih 33 orang pustakawan. Tapi kenyataannya, hanya ada 3 orang pustakawan.

Selain itu, di Jember juga tidak ada arsiparis yang harusnya minimal ada 15 orang. Absennya arsiparis itu yang membuat kurang maksimalnya inovasi dan kreativitas di bidang literasi untuk meningkatkan minat baca dan tingkat literasi di masyarakat. Fatchur mengungkapkan, tingkat literasi masyarakat yang masih rendah ini terlihat dari banyaknya hoaks yang tersebar dan masyarakat yang terhasut.

Sementara itu, Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jember, Yunita Maharani mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya. Untuk meningkatkan minat baca masyarakat, pihaknya melakukan berbagai bimbingan teknis di sejumlah perpustakaan sekolah. Namun saat ini program tersebut juga masih terkendala pandemi.

Yunita menargetkan bisa memberikan pembinaan setidaknya ke 100 SD dan 50 SMP di Kabupaten Jember. Selain itu program yang masih tertunda adalah bimbingan teknis perpustakaan desa. Karena dari 248 desa di Kabupaten Jember, hanya 84 desa yang memiliki perpustakaan.

Terkait akreditasi, Yunita menyampaikan bahwa pihaknya mengupayakan perpustakaan daerah bisa terakreditasi pada tahun ini. Perbaikan sarana dan prasarana, seperti pengadaan buku dan e-book, penyediaan ruang baca anak, dan berbagai fasilitas lain juga terus dilakukan. Pihaknya ingin mengubah image perpustakaan yang selama ini dianggap membosankan dan tidak menyenangkan, menjadi tempat rekreasi keluarga.(rex)

Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.

Adonis Music R&B