Kasus perusakan mobil ambulans jenazah Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember di Dusun Sukmo Elang, Desa Pace, Kecamatan Silo pada Jumat pekan lalu dipicu kabar bohong mengenai pencurian organ tubuh jenazah. Selain ditegaskan oleh Tokoh Agama setempat, Lora Farid, tim pemulasaran jenazah dari RSBS Jember juga menyatakan hal senada.

Dikonfirmasi K Radio pada Senin (26/7/2021), salah satu petugas pemulasaran jenazah RSBS Jember, Muhammad Agus Salim menegaskan bahwa jenazah memang mengeluarkan darah saat masih dimandikan di rumah sakit. Namun hal itu bukan karena adanya pencurian organ tubuh sebagaimana hoax yang beredar dan sempat memprovokasi warga.

Agus menceritakan, saat dimandikan, jenazah memang mengeluarkan darah dari lubang hidung, sehingga ditutup oleh kapas. Proses pemulasaran jenazah itu juga diikuti oleh pihak keluarga. Pemulasaran dilakukan dengan mengacu pada Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020 tentang pengurusan jenazah Covid-19. Di dalamnya disebutkan, untuk menghindari penyebaran virus corona, jenazah pasien Covid-19 dibungkus dengan plastik rapat dan diletakkan di dalam peti. Namun di dalam peti, jenazah dihadapkan ke arah kiblat dengan cara disanggah oleh tanah dan kayu sebagaimana layaknya proses pemakaman muslim pada umumnya.

Agus yang juga bendahara Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKK) PC NU Jember itu menduga, faktor jalannya yang bergelombang menuju lokasi pemakaman di Dusun Sukmo Elang menjadikan kapas yang digunakan menghambat darah jenazah, bisa saja terlepas. Namun penyebab pasti keluarnya darah merupakan kompetensi dokter. Sebagai petugas yang memandikan jenazah, ia hanya memastikan bahwa kabar pencurian organ tubuh merupakan hoaks belaka.(adp)