Rektor UIN KHAS Jember Prof Hepni menyampaikan kampus ramah disabilitas saat ini menjadi tuntutan global. Dirinya berharap kampus UIN KHAS Jember menjadi yang pertama kampus ramah disabilitas.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Rektor menyampaikan banyak hal yang perlu dipersiapkan agar tidak menjadi jargon kosong. Pertama adalah kurikulum pembelajaran pada semua sektor yang mengacu pada ramah disabilitas dan gender.

Selain itu perlu didukung kesiapan infrastruktur. Kelas-kelas, gedung serta fasilitas lainnya harus dapat mengakomodir dan memberikan kemudahan kepada para disabilitas.  

Saat ini, kampus ramah disabilitas tergolong sulit ditemukan. Mahasiswa penyandang disabilitas mengalami sejumlah kesulitan dalam mengikuti mata perkuliahan terutama di ruang kelas di gedung bertingkat yang tidak memungkinkan baginya untuk menaiki tangga.

Terakhir yang tidak kalah penting adalah paradigma cinta kepada penyandang disabilitas. Meskipun belum ada pedoman yang sifatnya juknis atau juklak, UIN harus dan terus mempersiapkan diri.

UIN KHAS Jember tengah mempersiapkan diri sudah menjalin komunikasi dengan Kementerian Agama. Langkah pertama yang dilakukan adalah melalui pusat studi. Selanjutnya akan dikembangkan menjadi program studi khusus ramah difabel.

Pada puncaknya bisa membuka fakultas khusus ramah disabilitas. Harapannya UIN KHAS Jember bisa menjadi kampus pertama kali melaksanakan pendidikan kampus ramah disabilitas.

Untuk itu, Rektor telah menginstruksikan tim khusus di bawah komando wakil rektor 1 untuk membuat perencanaan agar kampus ramah disabilitas dapat segera direalisasikan.(thn)