Box Layout

HTML Layout
Backgroud Images
Backgroud Pattern
  • K Radio Jember 102,9 FM
blog-img-10

DAMPAK PANDEMI COVID-19, PEKERJA ANAK DI PERTANIAN TEMBAKAU JEMBER MENINGKAT

Pekerja anak di perkebunan tembakau wilayah Jember meningkat selama pandemi Covid-19. Hal itu dipengaruhi meningkatnya jumlah kebutuhan tenaga kerja pada saat musim tembakau. Ditambah banyaknya waktu luang anak selama pandemi, karena harus menjalani pembelajaran secara daring di rumah. Padahal, berbagai bahaya mengancam anak-anak yang terlibat dalam pengelolaan tembakau.

Menurut Direktur Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat (YPSM) Jember, Rizki Nurhaini pada Selasa (14/9/2021), meskipun berdasarkan penelitian secara nasional angka pekerja anak menurun, namun fakta di lapangan justru trennya meningkat. Peningkatan yang dicatat pihaknya selama pandemi sebesar 10 persen. Anak-anak yang direkrut pun usianya mulai dari 7 - 18 tahun dengan jenis pekerjaan ringan hingga berat.

Hal senada disampaikan Direktur Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) Jawa Timur, Anwar Sholihin. Dari hasil pemetaan yang pihaknya lakukan, masih banyak anak yang terlibat di pertanian tembakau. Baik yang mendapatkan upah ataupun bekerja di lingkungan keluarga. Pihaknya menyadari, ada pekerja anak yang masih mendapat kesempatan untuk belajar. Tapi ada juga anak yang berakhir menjadi buruh di pertanian tembakau bahkan hingga putus sekolah.

Anwar menjelaskan, pekerjaan yang membahayakan dan eksploitatif bagi anak yakni yang menganggu tumbuh kembang dan aktivitasnya. Serta merampas hak-hak dasar mereka sebagai anak. Jika anak bekerja terlalu lama, mereka akan merasakan kelelahan dan sulit menerima pelajaran. Selain itu, bahaya kecelakaan kerja dan masalah kesehatan akibat Green Tobacco Sickness (GTS) juga menjadi ancaman tersendiri.

Oleh karena itu, LPKP Jatim menggagas program KESEMPATAN (Kemitraan Strategis Untuk Menanggulangi Pekerja Anak di Sektor Pertanian) sejak 2019 yang ada di 8 desa di Jember. Pada tahun ini, ada tambahan 2 Desa di Kecamatan Wuluhan dan Kalisat.

Program Manager KESEMPATAN, Muhammad Solekhan mengatakan, ada 3 pilar yang menjadi penggerak utama, yakni pemerintah, kalangan swasta/perusahaan yang berkaitan dengan bidang pertanian khususnya tembakau, serta masyarakat. Tujuannya untuk mewujudkan Jember sebagai Kabupaten Layak Anak. Pihaknya menggunakan strategi khusus agar program tersebut tepat sasaran. Salah satunya dengan social mapping. Ia menegaskan, pada prinsipnya pihaknya tidak mau kehilangan generasi petani, namun juga tidak akan membiarkan terjadinya eksplotasi terhadap anak.(rex)

Live Stream