PAKAIAN BEKAS MENUMPUK DI POSKO PENGUNGSIAN, RELAWAN HARAP DONATUR BIJAK MENYUMBANG SESUAI KEBUTUHAN

Pasca gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur memuntahkan Awan Panas Guguran (APG), banyak masyarakat setempat yang terdampak. Bencana rapid-on set atau yang terjadi tiba-tiba ini membuat para warga kehilangan huniannya dalam sekejap. Mereka pun terpaksa tinggal di posko pengungsian tanpa persiapan apapun.

Sebagai bentuk kepedulian, berbagai pihak yang kemudian berlomba-lomba menyalurkan sumbangan dalam bearagam bentuk dan rupa. Salah satunya kebutuhan sandang berupa pakaian bekas. Bantuan jenis ini terus berdatangan hingga menumpuk tak terurus di beberapa posko pengungsian. Berdasarkan pantauan K Radio di lokasi pada Jumat (10/12/2021), tumpukan pakaian bekas itu cukup memakan tempat dan membuat relawan harus meluangkan waktu dan tenaga untuk merapikannya.

Menurut Koordinator Relawan Posko Candipuro, Imam Mulyono, banyak donatur yang menyalurkan bantuan tanpa berkoordinasi dengan tim di lapangan. Sehingga donasi yang dibawa pun dirasa kurang tepat sasaran. Seperti pakaian bekas yang sebenarnya sudah overload, namun pihaknya tidak bisa menolak bantuan dari para donatur.

Imam melanjutkan, karena keterbatasan tenaga relawan, pihaknya pun akhirnya meminta para pengungsi mencari sendiri pakaian sesuai ukuran yang diinginkan. Hal itu bahkan membuat pakaian bekas yang menumpuk semakin berantakan. Ia menyebut bahwa kebutuhan para pengungsi setiap harinya selalu berubah. Sehingga ia berharap para donatur untuk mengalokasikan bantuan sesuai kebutuhan.

Hal senada disampaikan Koordinator Operasional Relawan Widyagama, Ilham Maulanabila. Untuk seminggu ke depan, bantuan pakaian belum diperlukan mengingat bukan barang cepat habis. Beruntung, relawan yang diterjunkan dari kampusnya berjumlah sekitar 200 orang yang disebar di seluruh posko yang ada di Lumajang. Sehingga, masih ada tenaga yang bisa diperbantukan untuk merapikan pakaian-pakaian bekas.