Seorang guru ngaji di Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates, Jember telah menjalani profesi sebagai guru ngaji sejak tahun 1992. Sebelumnya Ia menimba ilmu di salah satu pondok pesantren di Probolinggo selama 12 tahun.
Ustad Romli, Senin (27/3/23) menuturkan, dirinya pernah bekerja menjadi buruh tani sebelum kini melayani masyarakat lingkungannya dengan mengajar mengaji. Selain guru ngaji ia juga membantu pekerjaan istrinya berjualan nasi untuk mahasiswa di lingkungan kampus dekat rumahnya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Ia mengaku pernah beberapa kali mendapat bantuan dari pemerintah. Bantuan yang diterima terakhir pada tahun 2022 lalu yang disalurkan melalui bank BRI sebesar Rp 1,5 juta. Ia sangat bersyukur mendapat bantuan karena dapat menambah pemasukan keluarganya.
Namun ia juga tidak paham, apakah bantuan senilai Rp 1,5 juta itu untuk setahun atau lima tahun. Ia mengaku sebagai pendukung bupati Jember yang menjabat saat ini, pernah mendengar akan dijanjikan adanya insentif. Ia berharap, kalau ada bantuan dan jika itu memang haknya, maka diberikan sesuai haknya.
Sementara itu Kabag Kesra Pemkab Jember, Achmad Musoddaq, sempat mengatakan bahwa tidak semua guru ngaji mau dan menerima bansos senilai Rp 1,5 juta tersebut. Saat momentum Bulan Ramadan seperti ini, bansos yang telah dianggarkan justru belum bisa dicairkan. Ia menyebut bantuan berupa bansos merupakan kebijakan Bupati Jember.
Menurutnya, diperlukan dasar hukum atau legal opinion dari pihak kejaksaan agar pencairan bansos dapat segera dilakukan. Pada hari Selasa (28/3/23) baru akan dilakukan sidang bersama pihak kejaksaan untuk pembahasan legal opinion tersebut. Sehingga ia juga berpesan kepada para guru ngaji untuk bersabar agar pahala keikhlasan tidak berkurang.(thn)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.