Kebutuhan bahan pokok utamanya beras dan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tinggi di Jember menjadi penyumbang tertinggi angka inflasi. Inflasi Jember bulan Maret mencapai 0,39 persen. Angka tersebut sama dengan tingkat inflasi Jatim dan berada di atas inflasi Nasional sebesar 0,18 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Tri Erwandi, Senin (4/3/23) mengatakan, beras sebagai kebutuhan pokok meski tingkat kenaikan harganya kecil, namun andil dalam inflasi paling besar, yakni 0,05 persen. Besaran angka tersebut sama dengan andil inflasi dari BBM.
Namun di luar itu, kata Tri, terdapat beberapa komoditas lain yang perlu diwaspadai. Seperti kebutuhan telur ayam yang terus meningkat selama Bulan Ramadan, serta kebutuhan pakaian dan alas kaki.
Ia menyampaikan, kenaikan harga telur dapat diantisipasi dengan pasar murah ramadan yang menjual telur dengan harga Rp 26 ribu perkilogram. Akan tetapi untuk kebutuhan sandang tidak ada bagian khusus dari pemerintah yang dapat mengawal lonjakan harga di pasar.
Untuk itu, Tri meminta kepada para pengusaha sandang agar tidak mengambil untung terlalu banyak agar tidak menambah inflasi di Jember. Karena dalam momentum lebaran, kebutuhan sandang, mulai alas kaki, pakaian, bahkan sarung dipastikan meningkat. Ia mengaskan, karena masuk dalam kategori kebutuhan musiman, tidak ada kedinasan yang membidangi masalah sandang tersebut.(thn)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.