Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jember mengimbau masyarakat untuk tidak mudah membuat api, terutama pada musim kemarau seperti saat ini. Baik itu untuk pembersihan atau pembukaan lahan baru di area hutan.
Kepala Bidang Konservasi Sumberdaya Alam Wilayah III Jember, Purwantono mengatakan, garis api yang sempat terlihat Kamis (5/10/23) malam di Lereng Argoporo berada di wilayah perum perhutani hutan lindung, tepatnya petak 74.
Untuk wilayah BKSDA, melalui citra satelit ditemukan adanya hotspot di suaka margasatwa kawasan tinggi. Namun masih perlu dipastikan melalui pemantauan langsung oleh petugas bahwa lokasinya benar di sana.
Sementara Jumat (6/10) kemarin petugas BKSDA sedang menuju lokasi sehingga belum dapat dikonfirmasi hasil pantauan di lapangan.
Ia menyebut, akses yang jauh serta topografi yang berat mengharuskan petugas berjalan kaki melalui tebing-tebing menyulitkan dari arah Jember untuk mengakses lokasi.
Sebagai bentuk antisipasi, di musim kemarau panjang ini BKSDA menghimbau warga agar tidak membuat api. Serta tetap menurunkan petugas untuk melakukan patroli.
BKSDA mencatat sebelumnya kejadian kebakaran hutan juga terjadi di wilayah pegunungan Ijen. Saat ini petugas bersiaga untuk mengantisipasi kalau mendadak terjadi kebakaran.
Selama 5 tahun terakhir, BKSDA mencatat pada tahun 2019 pernah terjadi kasus Karhutlah hingga masuk ranah hukum. Perkara tersebut terjadi di Bondowoso akibat pembakaran lahan yang dilakukan warga untuk membersihkan lahan.
Kemudian api tak terkendali hingga merambat menimbulkan terjadinya kebakaran hutan.(thn)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.