anah air yang indah harus diisi dan diurus oleh hati dan budipekerti yang indah. Ini sedikit ungkapan yang disampiakan Zawawi Imron, Tokoh Kebudayaan Nasional, saat mengisi Orasi Kebudayaan di Auditorium Gedung R. Soedjarwo Universitas Jember, Selasa (20/6/23).
Dalam orasinya, Zawawi banyak memberikan nasehat-nasehat yang beberapa dikemas dalam bentuk pantun jenaka kepada mahasiswa yang identik dengan kaum milenial. Sehingga mudah diterima sekaligus menghibur.
Ia juga berpesan, agar generasi milenial yang melek teknologi dapat memilah dan memilih budaya yang sesuai dengan tradisi ketimuran. Hal itu penting sebagai dasar seseorang dalam mengambil sikap dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, menurutnya membangun kesadaran kalangan milenial dengan iso rumongo itu penting. Karena bila dipahami secara mendalam akan menjauhkan dari sifat atau perilaku sombong sehingga mendekatkan pada nilai-nilai kearifan.
Ia menyontohkan, masalah sederhana yakni saling mendoakan kepada siapa dan apapun. Zawawi menyebut pahlawan tidak harus melulu mereka yang berada di garda depan medan perang. Karena ada jasa petani yang menyediakan makanan, ada nelayan yang memberikan lauk-pauk ikan. Mereka juga layak untuk didoakan.
Untuk itu, ia senantiasa mengajak kalangan milenial untuk melakukan olah pikir dan olah rasa. Tidak berpikiran dangkal dalam memandang sesuatu. Harus lebih sering instropeksi dan membuang rasa malas. Manusia yang berbudi adalah mereka yang dapat memanusiakan manusia.
Orasi ditutup dengan pantun singkat, Buah durian buah kedondong, sekian dulu dong! Yang sontak disambut meriah tepuk tangan dari selurh peserta yang hadir di acara itu.(thn)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.