Listrik telah menjadi kebutuhan masyarakat dalam mendukung aktivitasnya sehari-hari. Bukan hanya bagi mereka yang tinggal di kota, namun juga sangat diperlukan sampai ke pelosok desa. Tak terkecuali di Dusun Gondang, Desa Darungan, Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam pada Jumat (26/2/2021) pagi, akhirnya sampailah di kawasan PTPN XII Kebun Zeelandia Afdeling Sumberbulus, Dusun Gondang yang letaknya sekitar 40 KM dari pusat kota Jember. Lamanya waktu tempuh ini karena akses jalan yang cukup sulit, harus melewati jalanan bebatuan selama kurang lebih 1 jam.
Sepanjang jalan, terlihat tiang beton terpasang tegak, menghubungkan kabel-kabel yang mengaliri listrik ke rumah warga setempat. Aliran listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) memang baru dirasakan masyarakat setempat sekitar setahun terakhir.
Salah seorang warga setempat, Jumaah menceritakan bahwa sebelum PLN masuk di pemukimannya, ia dan warga lainnya hanya mengandalkan pembangkit listrik tenaga air yang dihasilkan dari kincir sederhana. Meskipun bisa dibuat sendiri, namun biaya yang harus dikeluarkan sedikitnya 2 juta rupiah. Itu baru pemasangan awal, tidak termasuk biaya perawatan yang harus dikeluarkan, agar operasional kincir tetap lancar.
Belum lagi faktor cuaca yang tidak menentu, membuat warga tak bisa menikmati aliran listrik 24 jam. " Harus setiap hari di cek, kalau hujan deras juga berangkat ke sungai cek kincir. Listrik mati malam-malam, ya harus berangkat ke sungai ngecek juga. Kalau pas banjir, bisa habis (hanyut) semua kincirnya. Tapi saat musim kemarau, kincir justru tidak berfungsi, karena aliran sungainya kecil”, ujar pria yang juga dikenal sebagai tokoh agama di kawasan kebun Zeelandia Afdeling Sumberbulus ini.
Selain itu, kincir air ini hanya mampu menghantarkan listrik di satu rumah. Tidak mengherankan jika di sepanjang aliran sungai, terpasang banyak kincir air milik para warga. Namun, semenjak PLN terpasang di wilayahnya, Jumaah dan warga setempat tidak perlu lagi khawatir saat hujan deras maupun kemarau. Karena jika ada gangguan, ia bisa langsung menelepon pihak PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Tanggul.
Menurut Jumaah, selain lebih hemat biaya, beberapa warga sekitar juga memanfaatkan aliran listrik PLN untuk mengembangkan usaha. Salah satunya dengan berjualan es. “Sebelumnya, warga sini tidak ada yang punya lemari pendingin, karena daya listrik yang dihasilkan oleh kincir air terbatas. Daya yang dihasilkan hanya mampu untuk menyalakan lampu. Baru kalau arus sungai cukup besar, bisa digunakan menonton televisi”, terangnya.
Tak hanya dayanya yang terbatas, tegangan listrik yang dihasilkan kincir air juga tidak stabil. Beberapa warga sempat mengeluhkan banyak barang elektronik mereka yang rusak akibat ketidakstabilan tegangan listrik. "Jangankan kulkas, kalau pas pakai kincir, lampu-lampu sering diganti karena rusak. TV juga sampai mbledos (meledak)”, katanya.
Senada dengan Jumaah, istri Kepala Dusun Gondang, Sutikno juga bersyukur dan senang saat PLN masuk ke tempatnya. Warganya kini merasakan banyak manfaat sejak teraliri listrik PLN. Pekerjaan utama warga di kawasan kebun Zeelandia menggeluti sektor perkebunan karet. Merekapun membutuhkan penerangan saat menyadap karet di malam hari. Dengan aliran listrik PLN, mengecas senter yang digunakan untuk alat penerangan menjadi 2 kali lebih cepat daripada listrik yang dihasilkan kincir air. Warga juga bisa memanfaatkan untuk setrika dan kebutuhan sehari-hari lain.
Kini, lebih dari 300 rumah di Gondang sudah teraliri listrik PLN. Selain merasakan manfaat listrik yang memadai dan stabil, mereka juga merasakan efisiensi biaya. Jika memakai kincir air, mereka harus mengeluarkan biaya pemasangan dan perawatan kincir yang tidak menentu dan cenderung mahal. “Sekarang pakai PLN, tiap bulan rata-rata habis Rp 35.000. Kalau pakai kulkas dan TV, sekitar Rp 60.000. Semua tergantung pemakaian”, jelas istri Sutikno.
Sementara itu, saat ditemui di Kantor PLN ULP Tanggul, salah satu tim Divisi Penyambungan, Suyadi mengungkapkan, pemasangan awal di kawasan kebun Zeelandia Dusun Gondang cukup menantang. Selain jalan bebatuan yang rusak sekitar 7 KM, wilayah tersebut berada di dataran tinggi. Apalagi pemasangan awal saat itu bertepatan dengan musim hujan, sehingga jalan tersebut menjadi rawan ketika hujan turun.
Lebih rinci, dijelaskan Manager PLN ULP Tanggul, Agung Setyobudi mengakui, sebelum aliran listrik PLN masuk ke kawasan kebun Zeelandia Dusun Gondang, ada keluhan dari masyarakat. Saat dilakukan observasi di lapangan, diketahui biaya operasional dan perbaikan kincir cukup mahal, serta tegangan yang dihasilkanpun tidak stabil. Warga akhirnya secara kolektif melakukan permohonan untuk diberikan pasokan listrik dari PLN.
"Pada Juli 2019 belum ada jaringan sama sekali, jadi dibutuhkan perluasan jaringan Tegangan Menengah (TM) dan pemasangan sekitar 30 tiang untuk penduduk di sana. Akhir tahun 2019, mulai beroperasinya. Untuk pemasangan pelanggan, masih menunggu, dilakukan pemasangan awal Januari 2020 bertahap hingga Maret 2020", jelasnya.
Agung juga mengakui, respon masyarakat disana sangat baik. Dengan adanya PLN, warga setempat merasakan lebih efektif dalam mendukung aktivitas sehari-hari dan pekerjaannya. Di samping itu, pihaknya tetap berupaya menjaga keandalan suplai listrik. “Kemungkinan ada perluasan ke depan. Karena dengan hadirnya aliran listrik PLN, ada peluang bagi warga disana mengembangkan usahanya. Pasca teraliri listrik, mereka mampu meningkatkan produktivitasnya”, ucapnya.(dna)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.