Cuaca panas ekstrim yang terjadi selama empat bulan terakhir mengakibatkan banyak benih ikan air tawar mati. Kondisi ini juga sangat mempengaruhi proses pemijahan ikan.
Kepala UPTD Perikanan Budidaya Air Tawar (PBAT) Rambigundam Jember, Nurhadi, Kamis (12/10/23), mengungkapkan, karena gangguan tersebut produktivitas benih mengalami penurunan sekitar 20 persen.
Ia menyebutkan, terdapat beberapa komoditas benih ikan yang dibudidayakan antara lain, nila merah, nila hitam, tombro, tawes, gurame, dan lele.
Nurhadi menjelaskan, suhu panas telah mengganggu perkembangan biologis ikan saat pemijahan atau pelepasan telur dan sperma untuk pembuahan. Tak hanya pada benih, suhu panas juga membuat ikan-ikan kecil tak bisa bertahan.
Menurutnya, perubahan cuaca seperti ini terjadi sejak bulan Februari, namun yang paling ekstrim berdampak pada ikan sejak bulan Juli hingga Oktober saat ini.
Untuk mengantisipasi situasi terburuk, suhu air menjadi perhatian utama. Pengaturan suhu dilakukan dengan mengontrol volume air yang masuk ke kolam, khususnya untuk kolam pemijahan.
Selain itu, ketercukupan pasokan air juga menjadi kendala. Karena air untuk mengisi kolam masih harus berbagi dengan saluran irigasi petani. Sehingga pihaknya harus sering berkoordinasi dengan Dinas Pengairan maupun pihak yang berkepentingan lainnya.(thn)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.