GUBERNUR KHOFIFAH: KALAU IBU KOTA JADI PINDAH KE KALTIM, JATIM AKAN JADI SENTRUM PERKEMBANGAN INDONESIA

GUBERNUR KHOFIFAH: KALAU IBU KOTA JADI PINDAH KE KALTIM, JATIM AKAN JADI SENTRUM PERKEMBANGAN INDONESIA

GUBERNUR KHOFIFAH: KALAU IBU KOTA JADI PINDAH KE KALTIM, JATIM AKAN JADI SENTRUM PERKEMBANGAN INDONESIA

Rencana perpindahan Ibu Kota Negara Indonesia ke Kalimantan Timur (Kaltim) mendapat respon positif dari Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa. Menurutnya, jika pada 2024 nanti, Ibu Kota Negara jadi pindah ke Kaltim, Jatim akan menjadi sentrum dari perkembangan Indonesia.

Optimisme itu didasari atas kemampuan Jatim dalam memenuhi 80% suplai logistik 16 Provinsi di Indonesia bagian timur, kecuali Sulawesi Selatan. Bahkan selama pandemi Covid-19, Jatim masih mampu surplus 91 triliun rupiah dari perdagangan antar pulau dan antar provinsi. Meskipun ekspor ke luar negeri minus 8,1 triliun rupiah. Sehingga tidak salah saat Khofifah menyebut kekuatan ekonomi Jawa Timur antara lain perdagangan antar pulau dan antar provinsi.

Khofifah melanjutkan, penting membangun koneksitas antara trader dan buyer dari Jatim dengan provinsi lain. 278 juta penduduk merupakan jumlah yang sangat besar dan bisa menjadi potensial market. Indonesia adalah bangsa yang besar, dengan market dan potensi yang luar biasa. Maka perlu membangun sistem yang memungkinkan pergerakan dari seluruh kohesivitas sosial, ekonomi, dan nasional. Ia yakin, hal tersebut bisa menjadi bagian dari kekuatan mengawal NKRI agar makin berkemajuan dan makin hebat ke depan.

Selain itu, terkait pertumbuhan ekonomi nasional selama pandemi Covid-19, masih berada di angka minus. Terbaru, pada triwulan 1, pertumbuhan ekonomi nasional masih -0,76 persen. Meski demikian, ada beberapa Provinsi yang pertumbuhannya di atas rata-rata nasional, termasuk Jatim.

Khofifah merinci, pertumbuhan ekonomi di Jatim pada triwulan 1 berada di atas rata-rata nasional, yakni -0,44 persen. Angka ini merupakan yang tertinggi jika dibanding dengan Provinsi lainnya di Jawa. Seperti di Jawa Tengah dan Jawa Barat, pertumbuhannya berkisar di angka -0,8 persen dan DKI Jakarta masih -1,65 persen. Sehingga, pertumbuhan ekonomi di Jatim menjadi yang terbaik di antara provinsi padat penduduk  lainnya.

Tidak hanya itu, menurut Khofifah, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2021, untuk pertama kalinya produksi padi dan beras Jatim menduduki nomor 1 di Indonesia. Soal pertumbuhan investasi di Jatim, berdasarkan data (Badan Koordinasi Penanaman Modal) BKPM pada akhir Januari 2021, mampu mencapai 33,8 persen. Di saat provinsi lain masih mengalami minus dalam pertumbuhan investasi. Ia pun mengapresiasi seluruh pihak atas pencapaian Pemerintah Provinsi Jatim yang tetap memberikan kontribusi terbaiknya.(dna)

Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.

Adonis Music R&B