Harga cabai yang terus naik, menjadikan komoditas ini menyumbang inflasi tertinggi di Kabupaten Jember. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jember mencatat, pada Maret 2021, Jember mengalami inflasi sebesar 0,45 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,36 persen.

Berdasarkan rilis BPS Jember, pada Kamis (1/4/2021), dari 11 kelompok pengeluaran, 3 di antaranya mengalami inflasi, 2 lainnya mengalami deflasi, dan 6 sisanya stabil. Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,66 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami inflasi terendah adalah kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,06 persen.

Kepala Seksi Statistik Distribusi BPS Jember, Candra Birawa mengatakan, komoditas cabai rawit dan daging ayam ras masih menjadi penyumbang inflasi tertinggi. Kenaikan harga cabai dari Februari ke Maret 2021, tercatat mencapai 49,03 persen dengan andil inflasi sebesar 0,223 persen. Bahkan berdasarkan pantauan K Radio di sejumlah pasar tradisional Jember, harga cabai sempat mencapai Rp 130.000. Harga ini lebih mahal dibandingkan daging sapi per kilogramnya yang dihargai sekitar Rp 110.000 pada awal Maret lalu. Faktor harga cabai mahal dikarenakan pasokannya yang terbatas, mengingat curah hujan yang tinggi.

Untuk kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi terbesar adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,32 persen. Sementara kelompok yang mengalami deflasi terendah adalah kelompok transportasi sebesar 0,26 persen. Candra menjelaskan, komoditas penyumbang deflasi pada Maret 2021 adalah emas perhiasan dan mobil. Terkait harga mobil yang turun, merupakan dampak kebijakan pemerintah yang melakukan pengurangan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) hingga nol persen.(rex)