Kecenderungan produksi minyak dan gas (migas) dalam negeri turun dari waktu ke waktu. Sebelumnya, Indonesia terbabung dalam organisasi OPEC karena produksi minyaknya mencapai 1,5 juta barel per hari. Sekarang produksi turun diangka 700 ribu barel. Sedangkan kebutuhan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia sendiri mencapai sekitar 1,2 juta barel per hari, sehingga untuk mencukupi sisanya harus dengan impor.
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko, saat berada di Jember Jumat (24/3/23) mengatakan, jika terjadi lonjakan harga minyak di luar negeri, maka Indonesia akan kelimpungan. Mengantisipasi ketergantungan impor BBM, pemerintah mendorong penggunaan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Melalui Perpres No. 9 Tahun 2019 tentang percepatan pembangunan mobil listrik, pemerintah berupaya mengurangi ketergantungan konsumsi BBM beralih kepada bahan bakar listrik. Kemudian diikuti dengan Inpres No. 7 Tahun 2022, yang menginstruksikan semua lembaga pemerintahan pusat untuk bertfansformasi transisi dari menggunakan kendaraan konvensional ke mobil listrik.
Selain itu, Moeldoko menyampaikan, ada komitmen besar Indonesia pada tahun 2060 nanti, yakni bisa mencapai zero emission. Pemerintah juga memberikan subsidi sebesar Rp 7 juta untuk sepeda motor listrik. Sedangkan untuk mobil listrik akan disubsidi pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 1 persen.(thn)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.