Tingkat hunian kamar hotel (TPK) Kabupaten Jember bulan Mei hanya 35,49 persen dengan rata-rata lama menginap tamu (RLMT) 1,16 persen. Dengan kata lain setiap harinya dari 100 kamar tersedia, hanya 35 kamar terpakai dengan lama menginap sekitar 1 hari saja.

Menurut Kepala BPS Jember, Tri Erwandi, Senin (3/7/23), untuk meningkatkan TPK hotel perlu sinergi dengan Pemkab Jember, kaitannya dengan event-event berskala besar. Karena sejauh ini Jember sendiri belum layak disebut sebagai kota wisata meski banyak potensi yang dapat dikembangkan.

Tri Erwandi mengatakan, selama ini pihak Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Jember masih mengandalkan event-event berskala besar dalam meningkatkan hunian hotel. Untuk itu, diperlukan sinergi dengan pihak lain seperti dinas pariwisata.

Sementara untuk lama menginap tamu, ia memperkirakan selama ini kemungkinan pengunjungnya adalah orang Jember sendiri, karena jangka waktunya tidak lebih dari satu hari.

Tri Erwandi membandingkan dengan Banyuwangi, dimana wisata benar-benar dihidupkan sehingga banyak menarik wisatawan untuk berkunjung. Di Jember sendiri, wisata yang digarap Pemkab seperti Bandealit dirasa masih kurang untuk dapat menarik wisatawan berkunjung.(thn)