Tidur yang baik tidak hanya tergantung kwantitas jam tidur, tetapi juga pada kualitasnya. Kekurangan tidur yang berkualitas dapat secara langsung mempengaruhi suasana hati dan tubuh. Hal tersebut dibenarkan oleh dr. Sendy Dwi Pertiwi, Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jember.

Menurutnya, setiap manusia harus memiliki tidur bekualitas sesuai dengan kebutuhannya. Misal saat malam hari, manusia membutuhkan waktu tidur selama 8 jam. Sedangkan pada siang hari cukup 30 menit hingga 1 jam. Tidur juga harus dilakukan secara teratur, karena tidur yang teratur merupakan tidur yang berkualitas. Meski demikian tak sedikit orang yang mengalami gangguan jam tidur.

Sendy mengungkap, Ada tiga faktor yang menjadi penyebab gangguan tidur seseorang yakni, faktor gangguan fisik, kondisi lingkungan seperti pekerja shift malam dan faktor usia.

Beberapa faktor tersebut menjadi pemicu terbesar dan harus diperbaiki dengan cara meluangkan waktu untuk relaksasi, terus berpikir positif, mengkonsumsi makanan sehat, mengurangi penggunaan alkohol, Kafein dan rokok. Selain itu, menciptakan ruang tidur yang nyaman, menerapkan hidup sehat dengan olahraga dan menghindari perangkat elektronik saat akan tidur juga dapat membantu memperbaiki kualitas tidur seseorang.

Apabila kualitas tidur tidak dibenahi, beberapa efek samping akan dirasakan, seperti sulit konsentrasi, menjadi pelupa atau pikun, kehilangan motivasi dan cenderung tempramental. Bahkan menurut dr. Sendy, efek Jangka panjangnya dapat memicu penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, gangguan jantung, bahkan kegemukan atau obesitas. (Ibl)