Tangis sedih puluhan tenaga honorer Guru Tidak Tetap (GTT) pecah di halaman kantor dewan. Mereka tidak kuasa menahan kekecewaan setelah kelulusannya untuk menjadi ASN P3K dianulir.
Cornelia Martha yang sudah mengabdi selama tujuh tahun sebagai GTT mengaku tidak hanya dirugikan dari segi materi, tetapi juga psikis. Keluarga yang terlanjur bangga dengan pengumuman lulusnya tes sontak sirna.
Ia bercerita, pada tanggal 7 Januari dinyatakan lulus, sepuluh hari berikutnya dibatalkan. Padahal kelengkapan berkas sudah selesai disiapkan.
Ia merasa dipermainkan dan sangat menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya, bila sejak dari awal ia dinyatakan tidak lulus tes, maka ia lebih bisa menerima dengan ikhlas.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala BKPSDM Jember, Sukowinarno menjelaskan, dari sistem yang digunakan dalam seleksi ada tiga kategori prioritas untuk menjadi ASN P3K.
Pertama P1, yakni honorer yang sudah lulus tes tapi belum mendapat formasi. Maka akan dimasukkan di tahun berikutnya saat ada formasi. Lalu tenaga honorer K2 dan terakhir tenaga honorer yang sudah masuk data BKN.
Menurut skala prioritas, maka tenaga honorer K2 memang bisa menggeser tenaga honorer data BKN.
Namun demikian, sesuai regulasi seharusnya yang lulus tes akan diangkat menjadi P3K paruh waktu. Namun untuk saat ini formasi untuk P3K paruh waktu belum tersedia. Selanjutnya BKPSDM akan mencoba mengajukan ke pusat untuk mengakomodir 22 guru honorer menjadi P3K paruh waktu.(thn)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.