Sampah yang dihasilkan dari aktivitas masyarakat di perkotaan sangat banyak dan berpotensi sebagai sumber gas metana. Gas metana sendiri merupakan salah satu Gas Rumah Kaca (GRK) yang dapat menyebabkan efek rumah kaca dan sebagai penyebab terjadinya pemanasan global (Global Warming).

Menanggapi hal tersebut, Founder Kompos-in, Nurul Hidayah atau yang kerap disapa Cak Oyong, kepada K Radio, Sabtu (8/4/23) menyampaikan, masyarakat khususnya para ibu – ibu rumah tangga membuang sampah dapur mereka menggunakan kantong kresek dan kemudian berakhir di TPA. Banyak orang yang tidak tahu atau bahkan mungkin tidak menyadari ternyata yang mereka lakukan ini bisa menyebabkan terjadinya pemanasan global.

Ia menjelaskan, dari kegiatan tersebut yang terjadi adalah proses fermentasi air yang kemudian menghasilkan gas metana. Gas metana inilah yang membuat lapisan ozon yang melindungi bumi semakin menipis dan akhirnya terjadi pemanasan global.

Untuk mengurangi dampak pemanasan global salah satu caranya dengan memnuat kompos. Ia mengatakan dengan membuat kompos, pertama akan mengurangi timbunan sampah di TPA. Kedua, membantu mencegah terjadinya pemanasan global berkelanjutan.

Dengan mengompos juga bisa mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia atau pupuk pabrikan. Mengingat pupuk kimia memiliki kandungan nitrogen yang cukup tinggi yang itu juga menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan global selain metana.

Ketiga, pupuk organik atau kompos akan mengembalikan kesehatan tanah sehingga tanah menjadi semakin subur. Ia menuturkan, semakin banyak pupuk organik yang tercampur dengan tanah akan membantu proses penyerapan karbon yang di udara. Tidak hanya dari gas metana yang berasal dari sampah tetapi juga karbon - karbon dari asap pembakaran, baik itu dari kendaraan, pabrik ataupun dari kandungan - kandungan yang lain yang menghasilkan karbon tinggi.(put)