Polres Jember hingga Rabu (21/4/2021) belum menahan tersangka R-H yang terjerat kasus dugaan kasus pelecehan seksual terhadap keponakannya sendiri. Hal itu membuat Koalisi Tolak Kekerasan Seksual terus mendesak untuk melakukan penangkapan dan penahanan terhadap R-H sesuai dengan Pasal 20 dan Pasal 21 KUHAP. Terbaru, mereka membuat petisi online dengan tagar #TANGKAPDANTAHANRH.

Perwakilan Koalisi Tolak Kekerasan Seksual, Trisna Dwi Yuni Aresta, saat dikonfirmasi lewat sambungan telepon Rabu siang menjelaskan, petisi itu menjadi upaya publik untuk mengawal kasus pelecehan seksual atas tersangka yang merupakan oknum Dosen Universitas Jember. Selain itu sebagai bentuk dukungan masyarakat kepada Polri agar dapat melakukan upaya penegakan hukum sesuai peraturan perundang-undangan.

Trisna mengatakan, saat ini pihaknya juga berusaha memberikan edukasi kepada masyarakat terhadap penanganan kasus kekerasan seksual. Dengan upaya counter opini terkait anggapan bahwa kasus kekerasan seksual merupakan masalah yang tidak seharusnya disorot dan diselesaikan secara privat. Menurutnya, kasus kekerasan seksual merupakan delik biasa dan selayaknya publik melakukan kontrol terhadap upaya penanganannya. Ia menilai, saat ini masyarakat sudah cukup kritis. Terbukti dengan ratusan dukungan yang diperoleh pihaknya, tidak hanya dari Jember, namun juga seluruh Indonesia.

Dikonfirmasi terpisah, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jember, Iptu Diyah Vitasari menyampaikan, pihaknya masih melengkapi administrasi penyidikan yang belum final. Pihaknya mengapresiasi adanya petisi tersebut. Namun, pihaknya juga meminta para pihak untuk menahan diri, karena saat ini Polres Jember bekerja sesuai mekanisme yang ada.(rex)