Lato-lato tengah menjadi permainan yang viral akhir-akhir ini. Banyak orang gandrung memainkan permainan yang pernah tren di tahun 1990-an silam. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dengan mudah bisa kita jumpai tengah memainkan permainan ini. Menjadi permainan yang sedang sangat digemari, membuat orang ingin memainkannya setiap saat termasuk disekolah. Banyak siswa yang membawa mainan yang punya suara khas itu ke sekolah agar bisa memainkannya bersama teman-temannya. Hal ini, membuat beberapa sekolah mengeluarkan kebijakan melarang siswanya membawa lato-lato ke sekolah.
Berdasarkan pantauan K Radio, ada beberapa sekolah di wilayah Kecamatan Sumbersari dan Kalisat serta beberapa wilayah lain di Kabupaten Jember, dengan tegas melarang siswanya membawa lato-lato. Hal ini mendapatkan tanggapan beragam dari masyarakat.
Seorang warga Ajung, Bobby, mengatakan dirinya setuju dengan adanya larangan lato-lato di sekolah. Menurutnya sekolah merupakan tempat bagi siswa belajar. Mainan seperti lato-lato seharusnya dimainkan di luar jam sekolah karena Ia khawatir mainan tersebut nantinya disalahgunakan.
Hal senada disampaikan Wisnu, warga Patrang. Ia menyampaikan pada dasarnya tugas para siswa adalah menimba ilmu dengan baik. Baginya, sah-sah saja bila pihak sekolah melarang siswanya membawa permainan tersebut. Hal itu bertujuan untuk menjaga lingkungan sekolah tetap kondusif, tenang dan tidak bising. Sehingga para siswa lebih fokus untuk menerima pelajaran.
Sementara itu, menurut warga Jember lain, Sofyan, menanggapi dengan pandangan berbeda. Apabila anak-anak di sekolah bisa tertib, menurutnya tidak masalah mereka membawa lato-lato dan memainkannya juga hanya di jam istirahat sekolah.(rex)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.