Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember menyatakan bersikap lebih tegas kepada perguruan silat yang oknum anggotanya berbuat anarkis. Bupati Jember, Hendy Siswanto mengatakan, semua pihak harus taat hukum dan tidak boleh ada yang merasa punya pelindung khusus.

Hendy menilai, aksi premanisme oleh oknum perguruan silat yang terus berulang di Jember, sangat merugikan masyarakat. Sebab saat ini pemerintah sedang berupaya keras untuk membangkitkan kembali sektor yang terdampak pandemi.  Sehingga untuk mencegah adanya perkelahian, Pemkab Jember akan mengadakan pertemuan besar yang melibatkan seluruh perguruan silat di Jember yang berjumlah 33.

Hendy pun membenarkan rencana yang dilontarkan Wakil Bupati Jember, Muhammad Balya Firjaun Barlaman soal penertiban bangunan yang menjadi simbol perguruan silat tertentu. Bagi pihaknya, pendirian bangunan seperti tugu di fasilitas publik tentu menyalahi aturan yang ada. Tugu yang menjadi simbol perguruan silat hanya boleh dibangun di tanah milik sendiri.(adp)