Drama kolosal selalu mewarnai upacara Kemerdakaan Indonesia di Alun Alun Kabupaten Jember. Namun ada yang berbeda pada tema drama kolosal yang dipilih di hari kemerdekaan Indonesia ke 78 tahun ini. Untuk pertama kalinya drama kolosal mengangkat kisah klasik kerajaan di Jember .
Bertajuk Sadeng Pralaya Yudha 1331, drama kolosal tahun ini mengisahkan tentang aksi heroik masyarakat Jember di zaman kerajaan melawan hegemoni Majapahit pada 1331 M.
Dramaturg Sadeng Pralaya Yudha 1331, Zainollah Ahmad, membenarkan, jika Drama Kolosal tersebut merupakan yang pertama kalinya mengangkat kisah klasik kerajaan pada upacara penurunan bendera perayaan kemerdekaan Indonesia di Alun-Alun Jember.
Di tahun-tahun sebelumnya drama kolosal mengisahkan pahlawan pada era perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Menurut pria yang menulis buku Babad Bumi Sadeng ini, kisah perang sadeng yang menginspirasi drama kolosal tersebut merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kearifan lokal Jember.
Meski secara kekuatan, kerajaan sadeng jauh dari Majapahit rakyat sadeng kala itu berani menunjukan perlawanan atas hegemoni Majapahit dibawah kepemimpinan Ratu Tribhuana Tunggadewi. Perang Sadeng diperkirakan terjadi di Dusun Sadengan, Desa Gerenden, Kecamatan Puger.
Zainollah melanjutkan, walau pada perlawanan itu kerajaan Sadeng kalah, namun ada spirit, legacy, dan kebanggaan yang diwariskan kepada masyarakat Jember. Semangat pantang menyerah inilah yang diharapkan dapat diilhami oleh generasi muda di Jember, melalui drama kolosal Sadeng Pralaya Yudha 1331.
Dalam drama kolosal tersebut ratusan siswa dan beragam elemen terlibat, termasuk group musik asal Jember Linkrafin.(don)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.