Selasa siang (1/8/23) perwakilan kelompok petani tembakau Jember melakukan audiensi dengan Komisi B DPRD Kabupaten Jember. Pada kesempatan itu, hadir pula perwakilan dari OJK Jember.

Ketua Gapoktan Kesilir Jaya Wuluhan, Suryanto menyampaikan keluh kesah petani tembakau wilayah Jember Selatan yang gagal panen akibat terdampak bencana banjir pada 7- 8 Juli 2023 lalu.

Petani merugi akibat tanaman tembakaunya rusak terendam air selama dua hari. Banyak daun-daun layu saat mendekati usia panen. Sedangkan biaya yang sudah dikeluarkan petani per hektarnya rata-rata Rp 40 juta. Jika dalam kondisi normal, petani bisa meraup keuntungan sekitar Rp 200 juta per hektar, namun kini harus merugi.

Selain itu banyak modal petani berasal dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) perbankan. Akibatnya petani tidak bisa membayar cicilan karena gagal panen.

Mau tidak mau petani harus kembali menanam ulang untuk menyambung hidup mereka. Namun patani mengalami kesulitan ketika hendak mengajukan pinjaman, karena pinjaman yang sebelumnya belum terbayar.

Untuk itu, petani mengajukan beberapa keluhan. Mereka meminta langkah konkret baik dari pemerintah maupun perbankan untuk meringankan penderitaan petani.

Antara lain, meminta keringanan atau kelonggaran pembayaran pinjaman dari pihak perbankan. Selain itu, petani juga minta agar saluran air yang sudah 5 tahun rusak segera diperbaiki. Aliran air tersebut rusak akibat bajir yang turun ke lahan pertanian dampak dari rusaknya sabuk Gunung Watangan di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan.

Petani juga meminta bantuan pupuk. Bila memungkinkan, ada realokasi pupuk subsidi kepada petani terdampak bencana. Atau diberikan pupuk nonsubsidi dengan harga lebih murah melalui alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).(thn)