Kopi saat ini menjadi minuman yang banyak digemari masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Bahkan, beberapa waktu terakhir ini, usaha kedai kopi menjamur di berbagai daerah, tak terkecuali Jember.

Kabupaten Jember adalah salah satu daerah di Jawa Timur yang terkenal sebagai penghasil komoditas kopi. Bahkan, menurut Ketua Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APEKI) Jawa Timur, Misbachul Khoiri Ali, potensi produksi kopi Robusta di Jember mencapai 7.000 ton per tahunnya.

Misbach menilai, kopi saat ini sudah masuk di berbagai lini masyarakat dan menjadi gaya hidup di masyarakat. Jika dulu kopi hanya dinikmati kalangan tertentu, kini berbagai kalangan dengan berbagai latar belakang menggemarinya. Banyaknya gerai kopi yang dibuka juga turut menaikkan popularitas kopi di masyarakat.

Namun Misbach tidak menampik jika di awal masa pandemi Covid-19, komoditas kopi ikut terdampak. Produksinya menurun seiring banyaknya larangan penutupan cafe. Namun ia percaya jika eksistensi kopi tetap akan terus naik. Keyakinannya didasari karena kopi tidak hanya enak untuk dinikmati, namun komoditas ini juga berpengaruh terhadap berbagai aspek. Kopi bisa mendatangkan devisa negara, mensejahterakan masyarakat, serta bisa mengangkat nama daerah.

Misbach mengatakan, kopi merupakan salah satu komoditas yang ikut berperan dalam kelestarian hutan. Kopi bisa menjaga keutuhan hutan karena memungkinkan ditanam bersamaan dengan tanaman lain. Masyarakat yang tidak boleh menebang pohon tegakan ketika menanam di hutan Perhutani, memungkinkan menanam kopi. Justru pohon yang lebih besar dapat menaungi tanaman kopi tersebut.

Namun Misbach menyayangkan karena Kabupaten Jember sampai sekarang belum memiliki eksportir kopi. Ia berharap, nantinya Jember bisa memiliki pabrik lokal yang mampu mengekspor kopi lokal dan membawa brand kopi Jember.(rex)