Situs Duplang yang dikenal memiliki nilai sejarah megalitikum dengan berbagai peninggalan berupa batu menhir, dolmen, dan batu kenong seiring berkembang zaman justru ditinggalkan.
Kurangnya perhatian pemerintah untuk melestarikan warisan budaya membuat keberadaannya semakin kurang menarik minat masyarakat.
Menurut Juru perawatan (Jupel) Situs Duplang, Sudarman Abdurrahim, Senin (12/5/25), hanya ada sekitar 40 batu bersejarah yang hingga kini tersentralisasi. Sisanya masih terdapat batu bersejarah lainnya yang diperkirakan berjumlah hingga ratusan, tersebar di wilayah desa Kamal, Arjasa.
Ia berharap pemerintah daerah bisa memberikan perhatian khusus dengan membuat semacam museum. Sehingga nilai sejarahnya dapat terdokumentasi dengan baik serta bisa diwariskan kepada generasi berikutnya.
Pernyataan serupa diungkapkan salah satu warga Kamal, Kusnadi. Menurutnya bila peninggalan sejarah ini dikelola baik, dampaknya juga dapat dirasakan masyarakat sekitar.
Dengan adanya penataan yang baik selain warisan sejarah tetap terjaga, maka akan membangkitkan potensi wisata sejarah lokal. Mendorong bangkitnya usaha-usaha kecil warga yang dapat meningkatkan kesejahteraan.
Kusnadi menyebut, bila serius digali mungkin jumlah batu kenong bisa mencapai ribuan. Kini keberadaanya masih tersebar. Ada yang di sawah, pekarangan rumah warga, depan kantor desa dan sebagainya.
Sehingga bila disatukan dalam sebuah museum, sangat berpotensi menjadi salah satu destinasi wisata bersejarah terbesar di Jember.(thn)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.