Hingga kini sampah masih menjadi masalah lingkungan yang sangat serius. Jumlah produksi sampah yang dihasilkan setiap daerah selalu meningkat setiap tahunnya, tak terkecuali di Jember. Sampah sendiri merupakan salah satu bentuk konsekuensi dari adanya aktivitas manusia dan volumenya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk. Apabila tidak ditangani secara efektif dan efesien, eksistensi sampah di alam akan berbalik menghancurkan kehidupan disekitarnya.
Pengelolaan sampah di Jember masih tergolong minim. Hal ini dikatakan Sugiyarto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jember.
Menurutnya, untuk saat ini sampah di Jember yang bisa diangkut masih sekitar 365 ton perhari dari 5 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Jember. Terbanyak dari TPA Pakusari dengan total sampah yang diangkut sekitar 195 ton.
Ia memperkirakan, jika total warga Jember di angka 2,6 juta jiwa, dengan estimasi setiap orang menghasilkan 0,5 kg sampah perhari, maka setidaknya ada sekitar 1.300 ton sampah yang dihasilkan masyarakat perhari. Sehingga ada sebanyak 935 ton sampah masih belum terkelola dengan benar. Sugiyarto mengatakan bahwa sisa sampah tersebut ada yang dikelola oleh masyarakat sendiri dan sebagian sisanya dibuang ke sungai.
Hal ini jika tidak ada penanganan maka akan berdampak sangat buruk bagi lingkungan. Melihat fenomena tersebut, Sugiyarto menjelaskan, saat ini pihaknya masih dalam pengadaaan untuk membeli alat pemilah sampah. Ini akan menjadi salah satu solusi karena sampah apapun dapat terpisah.
Ia mengatakan, mesin pemilah sampah tersebut akan memilah sampah dengan baik seperti sampah plastik akan keluar dengan sendirinya sedangkan sampah organik akan dihancurkan. Menurutnya, sekitar satu bulan lagi alat pemilah sampah tersebut datang dan akan lagsung di uji coba.
Ia menjelaskan, nantinya dari pemilah sampah tersebut akan di proses lebih lanjut. Ia mencontohkan sampah plastik yang keluar bisa dijadikan bahan bakar RDF. Selain itu, pihaknya akan menjual sampah plastik tersebut kepada pihak yang menginginkan sehingga sampah plastik bisa tertangani. Sedangkan sampah organik menurutnya bisa dijadikan sebagai tanah uruk di TPA Pakusari maupun budidaya margot. (Ibl)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.