Tunjangan Hari Raya (THR) sering dianggap sebagai uang lebih dari hasil kerja sehingga tidak banyak orang mengalokasikan THR untuk investasi. Kebanyakan orang menghabiskan THR-nya untuk keperluan hari raya dan kebutuhan konsumtif.

Hal tersebut diungkapkan Zainuri, Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Jember (ISEI-Jember) saat dihubungi K Radio pada Rabu (5/4/23). Ia menyebut, masih banyak masyarakat yang menghabiskan THR untuk konsumsi. Padahal menurutnya THR merupakan obat sementara sehingga jika dihabiskan untuk konsumsi maka siklusnya lebih pendek dan mudah jenuh.

Zainuri mengatakan, investasi sesuai dengan kemampuan menjadi salah satu cara agar THR tak cepat habis karena lebih sustainable untuk akselerasi perekonomian. Selain itu, pemerintah juga harus memberikan iklim kondusif untuk menggerakan usaha kecil, sehingga tidak hanya memberikan THR saja.

Selain investasi dan konsumsi, Ia juga membagikan tips dalam mengelola keuangan THR secara maksimal, yakni dengan mendahulukan kewajiban seperti cicilan dan hutang, selanjutnya perlu sisihkan dana darurat dan wajib sedekah atau zakat untuk meningkatkan kesejahteraan.(ibl)