Baru-baru ini Tupperware, jenama wadah makanan plastik yang sempat sangat populer ditanah air diprediksi akan bangkrut kecuali dapat mengumpulkan dana darurat. Hal itu lantaran saham perusahaan Tupperware Brands Corporation (TUP) dikabarkan anjlok hampir 50% di bursa New York.
Menariknya, meskipun perusahaan tersebut telah eksis selama kurang lebih 70 tahun, namun Tupperware tidak lepas dari ancaman kebangkrutan. Hal itu diungkapkan pengamat ekonomi Universitas Jember, Ciplis Gema Qoriah.
Menurutnya, hal itu bisa saja terjadi jika suatu perusahaan tidak mampu menjaga inovasi, kualitas, ekspansi produk dan melakukan analisis pasar. Ancaman kebangkrutan ini juga menunjukkan fenomena persaingan produk yang kini semakin bervariasi dari berbagai jenama lain. Terkadang mereka mampu memberikan tawaran yang lebih menarik, salah satunya harga yang lebih terjangkau.
Ciplis menjelaskan, sebelum mengalami penurunan drastis, seharusnya perusahaan memiliki review secara periodik. Hal itu agar perusahaan bisa mengantisipasi penurunan yang drastis. Jika perusahaan baru melakukan langkah antisipasi ketika kondisi menurun, hal itu dinilai terlambat dan akan sulit.
Ia menambahkan sistem penjualan Tupperware yang tidak mengandalkan e-commerce juga berpengaruh terhadap penjualan. Karena produk pesaingnya masuk di berbagai e-commerce dan dengan mudah didapatkan oleh konsumen.(rex)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.