Kalangan akademisi Universitas Jember (Unej) mengkritisi perihal rendahnya pendidikan politik di masyarakat. Menurut rektor Unej Iwan Taruna, memberikan pendidikan politik adalah tugas parpol. Hal itu dikatakan Iwan saat Apel Kebangsaan Mengawal Pemilu Damai di Taman Edukasi Kebangsaan Unej bersama jajaran Polres Jember, Kamis (18/1/24) pagi.
Menurutnya, pendidikan politik selama ini belum optimal. Sehingga yang terjadi bukannya adu gagasan melainkan adu kekayaan uang dalam upaya memperoleh suara. Akibatnya masyarakat menjadi pragmatis.
Iwan melihat potensi konflik yang timbul di masyarakat dimulai dari perbedaan ideologi hingga persaingan antarsesama caleg.
Kompetisi yang tidak fair melalui informasi-informasi hoax dan kampanye hitam selalu menghiasi kontestasi politik di negeri ini. Terlebih degan menggunakan media sosial yang murah dan mudah diakses berbagai kalangan masyarakat.
Dari sanalah awal mula munculnya berbagai persoalan di masyarakat. Bukan mendapatkan pencerahan politik yang baik tetapi justru saling ricuh termakan informasi yang tidak bertanggungjawab.
Kapolres Jember AKBP M. Nurhidayat menyampaikan, selaku penanggungjawab kamtibmas kepolisian mau tidak mau akan terlibat dalam menyikapi isu-isu di masyarakat.
Mengawal kegiatan tahapan pemilu, kepolisian dituntut berperan netral sembari memastikan kegiatan berlangsung sesuai mekanisme yang ada. Sekecil apapun potensi konflik harus segera diselesaikan agar tidak berkembang.
Karenanya kepolisian memandang perlu ada komunikasi yang baik dengan berbagai pihak, termasuk kalangan akademisi yang dianggap lebih melek politik.(thn)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.