Menandai 2 tahun masa kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Jember, sejumlah aktivis dari LSM Bolone Gussaif dan Forum Komunikasi Pekerja Antar Kebun (FKPAK) menggelar aksi demonstrasi yang dinamakan aksi 272. Aksi ini digelar di Pendopo Wahyawibawagraha Kabupaten Jember, Senin (27/2/23).

Koordinator Aksi 272, Kustiono Musri bilang, pada saat kampanye di Pilkada 2020 lalu Bupati Hendy Siswanto menyampaikan janji politiknya dengan jargon "Wes Wahaye Mbenahi Jember". Namun bukan segera merealisasikan janji, yang santer terdengar justru kasak kusuk tentang nepotisme yang dilakukan Bupati.

Kustiono menyampaikan, ada banyak persoalan di Kabupaten Jember seperti kemiskinan, pertanian, dan pendidikan yang sampai saat ini belum tertangani, penyebabnya adalah sikap nepotisme yang dilakukan Bupati.

Ia mencontohkan, 2 orang keponakannya yang bukan ASN diangkat menjadi Ajudan Pribadi Bupati. Selain itu, seorang keponakan dan seorang menantunya menerima SK Bupati untuk menjadi Tim Ahli. Bahkan, teman dekat Bupati asal Semarang juga masuk sebagai Tim Ahli Bupati sekaligus disinyalir memiliki peran mengatur semua proyek Pemkab Jember. Ditambah seorang menantu Bupati saat ini juga tengah disiapkan untuk maju sebagai calon anggota legislatif DPR-RI.

Kustiono menerangkan, mengusung keluarga sebagai calon anggota legislatif memang tidak melanggar aturan. Tetapi hal ini akan menimbulkan penilaian negatif publik, Bupati dan keluarganya akan dinilai menggunakan aji mumpung.

Menurut Kustiono, hal tersebut juga membuat kepentingan masyarakat kurang mendapat perhatian. Padahal berdasarkan data BPS, Kabupaten Jember berada di peringkat kedua daerah termiskin di Jawa Timur, dengan total jumlah penduduk miskin 257,09 jiwa. Kemudian, Data Kementerian Kesehatan SSGI 2022 menyebut, Jember berada di urutan pertama di Jawa Timur untuk balita stunting yakni 34,9%.

Kustiono menegaskan, dalam aksi ini tidak ada tuntutan kepada siapapun. Ia hanya ingin menyadarkan masyarakat Jember tentang sosok Bupati yang dipilih pada Pilkada lalu.(put)