Seorang pelajar SMA Negeri di Jember berinisial F menjadi korban penganiayaan dan bullying oleh sejumlah siswa lain. Korban sempat mengalami trauma. Orang tua korban yang tidak terima anaknya mendapat perlakuan kekerasan dari pelajar lain, akhirnya memutuskan untuk melapor ke Polres Jember pada Kamis, 15 Mei 2025.

Penganiayaan terjadi diduga karena persaingan asmara. Aksi penganiayaan ini tidak diketahui oleh pihak sekolah. 

Menurut kuasa hukum korban, Ahmad Syarifudin Malik, penganiayaan itu terjadi dua kali. Yakni pada 22 April 2025 di sekolah dan berlanjut pada 9 Mei 2025 di luar sekolah. 
Ahmad mengakui, korban merupakan anak dari salah satu fungsionaris DPC PDI Perjuangan Jember. 

Akibat kejadian tersebut, korban saat ini mengalami trauma. Bahkan korban sudah dua hari tidak masuk sekolah dan ingin pindah sekolah akibat trauma dengan penganiayaan ini. Korban saat ini hanya sering duduk diam.

Agar trauma yang dialami tidak semakin parah, pihak keluarga berencana memindah korban ke sekolah lain. 

Orang tua korban berharap, polisi bisa segera mengungkap kasus ini agar tidak terulang dan memberi rasa aman bagi korban. (adp)