Ancaman resesi global yang diprediksi bakal terjadi pada 2023 masih menjadi hal yang menakutkan bagi masyarakat. Anggota Komisi XI DPR RI, Charles Meikyansah, kepada K Radio, menjelaskan resesi ekonomi global memang perlu diwaspadai, namun tidak perlu berlebihan hingga menyebabkan keresahan.

Menurut Charles, pemberitaan terkait resesi ekonomi global harus objektif dan perlu dikaji secara hati-hati. Sebab, ada perbandingan antara kondisi perekonomian global dan dalam negeri, maka isu resesi harus disampaikan secara lugas dan jelas. Secara psikologis memang berbahaya apabila masyarakat sudah terlalu trauma dengan pemberitaan resesi global yang diprediksi terjadi tahun depan.

Anggota DPR RI Dapil Jember – Lumajang ini menekankan, yang paling penting untuk diketahui masyarakat bahwa tidak ada resesi di indonesia pada tahun ini. Selain itu, indikator pembangunan, indikator pertumbuhan, serta pencegahan inflasi sudah dilakukan secara baik. Ia pun mengajak masyarakat, khususnya warga Jember untuk menjalankan gaya hidup seperti biasa dengan sewajarnya dan secukupnya. Sehingga tidak terjadi perbedaan antara permintaan dan penawaran (demand and supply), agar tidak terjadi kenaikan harga yang menjadi penyebab inflasi dan berpengaruh terhadap resesi.

Charles menambahkan, pertumbuhan Indonesia masih sangat positif, bahkan menjelang kuartal akhir di bulan depan. Data terakhir di kuartal 3, angka pertumbuhan mencapai 5,78 persen. Hal tersebut merupakan angka yang menggembirakan, apalagi dengan anggaran yang sangat cukup, kuartal 4 ini diperkirakan tidak kurang dari kisaran 4 – 6 persen. Selain itu, resesi bisa diantisipasi dengan didukung stabilisasi nilai tukar rupiah, kebijakan makroprudensial akomodatif, dan percepatan digitalisasi sistem pembayaran.(ibl)