Banyaknya pohon-pohon yang dijadikan untuk tempat menempel banner dengan cara dipaku membuat Komunitas World Clean Up Day Indonesia (WCDI) Wilayah Jember bergerak. Relawan-relawan lingkungan ini terus menyuarakan agar tidak ada lagi pohon yang dipaku.
Nurul Hidayah, Pembina WCDI Jember, Jumat (12/5/23) menjelaskan, memaku batang pohon akan menyebabkan terjadinya pembusukan dan pengeroposan. Apabila hal ini terus terjadi maka dapat mengakibatkan semakin banyak pohon tumbang akibat batangnya tidak mampu menahan terpaan angin.
Lelaki yang akrab dipanggil Cak Oyong ini berharap, para Bacaleg dapat menggunakan tiang penyanggah sebagai tempat memasang banner sebagi Alat Peraga Sosialisasi Diri kepada Masyarakat.
Ia mendukung penggunaan tiang penyangga berbahan besi, karena akan mengurangi pemakaian bambu serta tidak merusak pohon. Bahan besi juga dapat dipakai ulang untuk kegiatan sosialisasi lain.
Hal yang sama disampaikan seorang warga Jember, Raja Ari. Ia menyayangkan banyaknya pohon yang dijadikan tempat menempel banner. Ia berharap Pemerintah bertindak tegas terhadap pelaku, mengingat paku juga berpotensi menjadi titik masuk bagi infeksi penyakit dan bakteri pada pohon.
Menurutnya tusukan–tusukan paku akan menyebabkan kerusakan dalam bentuk kompartementaslisasi. Sehingga akan menyebabkan pohon mengalami gangguan proses fisik dan biologis pada batangnya. Dan jika ada benda asing tertanam di dalamnya, hal itu akan mengganggu proses fisiologi tanaman dan mengurangi tekstur kayu pada pohon yang akan berdampak pada tumbangnya pohon tersebut.(put)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.