Beragam opini dilayangkan masyarakat menanggapi rencana serupa Citayem Fashion Week di Kabupaten Jember. Sebagian setuju karena menjadi wadah kreatifitas dalam hal padu padan busana. Namun, sebagian lainnya tidak setuju karena khawatir menimbulkan kemacetan serta dianggap terlalu latah dengan tren yang ada.

Meskipun banyak komentar bernada negatif, inisiator Street Fashion Jember, Jey, tidak ragu melakukan cek ombak pada Jumat (29/7/2022) malam. Kepada K Radio, ia menyebut acara yang berlangsung di sekitar Alun-alun Jember itu akan dimulai pukul 19.00 WIB. Tujuannya untuk mengetahui seberapa besar antusiasme masyarakat dalam mengikuti ajang tersebut dan dukungan pemerintah.

Jey melanjutkan, pihaknya akan membawa set lighting dan tim foto serta video untuk memeriahkan kegiatan tersebut. Terkait kekhawatiran masyarakat yang akan mengganggu lalu lintas, ia memastikan tidak akan terjadi. Karena lokasi yang dipilihnya tidak berada di jalan utama yang banyak dilalui kendaraan. Melainkan di depan kantor Pemkab untuk mencegah kemacematan.

Saat ditanya soal perizinan, Jey juga mengaku belum berkomunikasi lebih lanjut dengan pihak terkait. Menurutnya, Street Fashion Jember tidak termasuk event besar yang memerlukan perizinan secara procedural. Terlebih, lokasi yang dipilih juga merupakan ruang publik. Tapi ia tetap akan meminta izin Satpol PP yang ada di lokasi nantinya. Kalaupun semisal terjadi penolakan, ia siap pasang badan dan mengupayakan kegiatan tetap bisa berlangsung.

Diberitakan sebelumnya, sekumpulan anak muda di Jember juga mewacanakan kegiatan serupa dengan nama Jember Street Fashion. Rencananya, Jember Street Fashion akan dilaksanakan setiap hari Minggu, tepatnya setiap Car Free Day (CFD) di pusat kota atau sekitar Alun-alun Jember. Salah satu lokasi yang ditargetkan yakni Zebracross depan kantor BNI Jember. Waktu CFD dipilih agar tidak mengganggu pengguna jalan lainnya, serta tetap menjadi momen tersendiri yang tidak membuat orang-orang cepat bosan.(ibl)