Putra raja dangdut Rhoma Irama, yakni Rommy Syahrial, Senin (15/2/2021) diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama 5 jam. Pemeriksaan itu terkait pengembangan penyidikan kasus dugaan korupsi proyek infrastruktur di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Pemerintah Kota Banjar, Jawa Barat tahun 2012 – 2017. Rommy diperiksa dalam kapasitasnya sebagai saksi.

Usai menjalani pemeriksaan selama 5 jam, akhirnya Rommy merampungkan pemeriksaannya dan keluar dari lantai 2 ruang pemeriksaannya. Pangeran dari raja dangdut ini menyampaikan bahwa pemanggilan dirinya sebenarnya di luar konteks korupsi proyek PUPR, namun terkait masalah konser adiknya, Ridho Rhoma di kota Banjar.

Lebih jauh, Rommy memaparkan bahwa saat kampanye Pilkada Ade Uu yang merupakan istri mantan Walikota Banjar, Herman Sutrisno, adiknya diundang dengan kontrak sebagai pengisi acara. Saat ditanya tentang isi panggilan pemeriksaan KPK, ia mengungkapkan bahwa dirinya tertulis dipanggil sebagai saksi atas tersangka mantan Walikota Banjar, Herman Sutrisno dan pemberi suap, Rahmad Wardi. Dalam pemeriksaan tersebut, ia mengaku dicecar sebanyak 14 pertanyaan. Namun terkait nilai bayaran kontrak adiknya, ia enggan membeberkan.

Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri membenarkan bahwa penyidiknya memanggil dan memeriksa Rommy. Itu dilakukan untuk mendalami adanya dugaan pembayaran sejumlah uang kepada pengisi acara–dalam hal ini Ridho Rhoma–saat menjadi pengisi acara kampanye Pilkada oleh pihak yang diduga sebagai tersangka. Meski demikian, ia tak mengungkap siapa pihak yang dimaksud memberikan uang serta berapa nilai uang yang diberikan. Dalam kasus ini, KPK belum mengumumkan dan menetapkan tersangka.(mrl)