Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Perempuan dan Anak, Keluarga Berencana (DP3AKB) Jember menjadi salah satu garda terdepan selain Dinas Kesehatan dalam melakukan percepatan penurunan stunting. Meski di Jember angka stunting mampu ditekan hingga di bawah rata-rata nasional, namun masih ada pekerjaan rumah yaitu target prevalensi stunting di tahun 2024.
Pada tahun 2021, angka stunting di Jember sempat menjadi yang tertinggi kedua di Jawa Timur, yaitu di atas 37 persen. Di awal 2022 angka tersebut mampu ditekan menjadi 23 persen. Bahkan di bawah rata nasional yang sebesar 24,4 persen.
Kepala DP3AKB Jember, Suprihandoko, menjelaskan upaya terus dilakukan untuk menekan angka stunting. Karena pihaknya menargetkan angka itu bisa diturunkan menjadi 14 persen di tahun 2024 sesuai target nasional yang tercantum dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2021.
Sehingga pihaknya melakukan berbagai program meliputi pencegahan pernikahan dini, edukasi kesehatan reproduksi, serta edukasi tentang kehidupan berkeluarga sebagai penanganan dari hulu masalah stunting.
Suprihandoko mengatakan mencegah stunting dari hulu perlu sinergi dan kolaborasi dari semua pihak. Di antaranya dengan Pengadilan Agama, Kementerian Agama, Dinas Sosial, PKK dan lainnya. Termasuk media sebagi platform dalam menyuarakan edukasi mengenai stunting.
Lebih lanjut ia menambahkan, pihaknya juga menyiapkan tim pendamping keluarga untuk bisa melakukan sosialisasi dan edukasi di tingkat kecamatan hingga desa. Bahkan edukasi dan sosialisasi itu dimulai dari para calon pengantin untuk menghindari masalah yang bisa berujung pada stunting.(rex)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.