Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mulai tahun ini bakal mewajibkan vaksin kanker serviks atau Human Papilloma Virus (HPV) yang diberikan secara gratis. Bahkan, pemerintah berencana memasukkannya ke dalam daftar vaksin wajib program imunisasi nasional yang harus didapatkan anak. Untuk pelaksanaan vaksinasi, akan dijadwalkan bersamaan dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Rencana itupun mengundang berbagai respon masyarakat, baik pro maupun kontra. Parahnya, juga bermunculan informasi hoax yang menyebut bahwa perempuan dipastikan mandul alias tidak dapat mempunyai keturunan ketika sudah menerima vaksin HPV. Vice President RS Ibu dan Anak Jember, Theo Nanta, menyayangkan hal tersebut.
Kepada K Radio, Theo menduga bahwa ramainya kabar bohong itu menandakan rendahnya tingkat literasi masyarakat. Padahal menurut Theo, vaksin tersebut merupakan hadiah paling manis bagi para perempuan Indonesia. Mengingat, kanker serviks menduduki urutan ke-2 penyakit yang paling banyak membunuh perempuan setelah kanker payudara. Dalam dunia kesehatan, pemberian vaksin HPV merupakan sebuah bentuk pencegahan yang tepat dari pemerintah kepada masyarakat.
Praktisi yang concern pada kesehatan ibu dan anak ini menegaskan, kabar vaksin HPV yang menyebabkan mandul adalah salah. Karena vaksinasi fungsinya untuk mencegah. Bahkan, jika diberikan sejak dini ketika organ reproduksi anak belum matang, vaksin tersebut akan melindungi dan bisa menghindari ancaman kanker serviks.
Theo menambahkan, masyarakat juga harus meningkatkan literasinya agar terhindar dari hoac. Dengan cara banyak membaca bacaan yang bagus, sumbernya terpecaya serta memiliki nilai dan makna yang benar.(ibl)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.