INDONESIA MENJADI FATHERLESS COUNTRY KETIGA DUNIA, PSIKOLOG: “DEKATI ANAK, HILANGKAN GENGSI!”

INDONESIA MENJADI FATHERLESS COUNTRY KETIGA DUNIA, PSIKOLOG: “DEKATI ANAK, HILANGKAN GENGSI!”

INDONESIA MENJADI FATHERLESS COUNTRY KETIGA DUNIA, PSIKOLOG: “DEKATI ANAK, HILANGKAN GENGSI!”

Seorang anak yang tumbuh bersama ibunya tanpa kehadiran ayah baik secara fisik atau psikologis disebut fatherless. Fenomena fatherless muncul sebagai akibat dari peran ayah yang hilang dalam proses pengasuhan dan tumbuh kembang anak. Indonesia sendiri berada diurutan ketiga sebagai negara dengan anak-anak tanpa ayah (fatherless country) terbanyak.


Menanggapi fenomena ini, Mieke Prasetyo, Psikolog dari Biro Pskologi Mandaya Psikologika kepada K Radio Kamis (12/1/2023) mengatakan, salah satu yang menjadi penyebab fatherless karena peran gender tradisional yang masih melekat di masyarakat Indonesia. Padahal, Ayah punya andil besar pada keberhasilan tumbuh kembang anak. Peran ayah memberikan dampak signifikan bagi perkembangan anak. Selain itu, Ayah juga punya peran penting dalam pengawasan terhadap anak, terutama ketika ada tanda-tanda awal munculnya perilaku menyimpang.


Menurut Mieke, ayah harus dapat mendekatkan diri kepada anaknya dan mengesampingkan gengsinya. Kedekatan ayah secara psikologis sangat dibutuhkan anak terutama di momen golden age. Ia mengatakan, ketika anak sudah menaruh kepercayaan maka orang tua lebih mudah untuk mendidik, mengarahkan dan mengontrol anak.


Mieke menerangkan, para ayah harus memiliki andil yang sama besar dengan ibu, karena dari ayah anak belajar tentang percaya diri dan yakin dalam pengambilan keputusan. Hal tersebut sangat berdampak saat mereka dewasa. Mieke menegaskan, tidak seharusnya para ayah gengsi melakukan pendekatan pada anak. Dengan membangun hubungan emosional yang kuat seperti mengajak anak bercerita tanpa menghakimi sering menjadi jalan keluar atas persoalan yang dialami anak. (ibl)

Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.

Adonis Music R&B