Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jember mencatat selama bulan Desember 2024 Jember mengalami inflasi sebesar 0,54 persen. 

Kepala BPS Jember Tri Erwandi, Kamis (2/1/25) menyampaikan, catatan fenomena di bulan Desember yang turut mempengaruhi inflasi. Diantaranya kenaikan harga telur didorong tingginya permintaan menjelang Nataru, kenaikan harga CPO yang mempengaruhi harga minyak goreng, hingga penurunan harga emas perhiasan.

Sehingga andil inflasi selama bulan Desember disumbang oleh sejumlah komoditas seperti telur ayam ras, cabai rawit, beras, minyak goreng, cabai merah, jagung manis, bayam, bawang merah, kacang panjang, dan terong.

Sedangkan komoditas penyumbang deflasi antara lain daging ayam ras, emas perhiasan, pepaya, apel, pisang, cumi-cumi, telur puyuh, tomat, daun bawang, dan penyedap masakan.

Dengan angka inflasi sebesar 0,54 persen, inflasi Jember lebih tinggi dari Jatim dan Nasional masing-masing 0,46 dan 0,44 persen.

Sementara dari 11 kota/kabupaten yang menghitung inflasi di Jawa Timur, Jember berada di urutan kedua tertinggi inflasi bulanan di bawah Bojonegoro dengan 0,58 persen. Inflasi terendah terjadi di Sumenep yakni 0,31 persen.

Dengan demikian, inflasi Jember selama tahun 2024 tercatat sebesar 1,74 persen. Berada di urutan ke empat di Jawa Timur. Inflasi year on year (yoy) terendah di Jatim terjadi di Bojonegoro 1,14 persen dan tertinggi di Sumenep dengan 1,97 persen.(thn)