INSAN MUDA GELUTI SASTRA, HARAPKAN TERCIPTANYA LINGKUNGAN YANG MENDUKUNG BAGI PUJANGGA

INSAN MUDA GELUTI SASTRA, HARAPKAN TERCIPTANYA LINGKUNGAN YANG MENDUKUNG BAGI PUJANGGA

INSAN MUDA GELUTI SASTRA, HARAPKAN TERCIPTANYA LINGKUNGAN YANG MENDUKUNG BAGI PUJANGGA

Dunia sastra tak mengenal usia, tua muda bisa berkarya dengan gayanya masing-masing. Begitu juga dengan Anrico Alamsyah yang mencoba mengemas sebagian perjalanan hidupnya dalam sebuah novel berjudul “Semesta dan Kejutan-Nya”. Karya sastra perdananya itu diluncurkan pada 2 Juli 2022 di Jember.

Bakatnya merangkai kata sudah dimiliki sejak kecil, meskipun tidak ada keluarganya yang berdarah sastra. Bahkan, banyak temannya yang mengatakan bahwa Anrico adalah sosok yang puitis sejak SMP. Meski pada saat itu, ia belum sepenuhnya paham makna puitis secara holistis. Pria kelahiran tahun 2000 itu mengaku justru mendapatkan banyak inspirasi ketika patah hati. Menurutnya, ketika seseorang memgalami masalah dalam hidup, hal itu bisa dijadikan suatu karya ketika mau berpikir.

Mahasiswa jurusan Sosiologi Universitas Jember asal Madiun itu tidak hanya menuangkan tulisan dalam novelnya. Tapi juga dilengkapi dengan lagu dan video yang bisa dinikmati sebagai kesatuan karyanya. Ia menyebut, belum ada penulis di Jawa Timur yang menciptakan sebuah novel dengan serangkaian karya. Keputusannya untuk merilis novel pertamanya di Jember bukan tanpa alasan. Ia melihat bahwa lingkungan di Jember cukup potensial untuk pengembangan karyanya. Ke depan, ia ingin menciptakan industri yang bergerak di bidang sastra dan memberikan semangat bagi anak muda untuk berkarya.

Berbeda dengan Anrico, vokalis sekaligus penulis lagu, Dedek Sutejo, memilih musik sebagai wadahnya berkarya. Kebanyakan lagu yang ia bawakan bersama grup musiknya, Hamdani Harsoyo, merupakan ciptaannya sendiri. Lagu-lagu itu ditulis dari cerita kehidupan yang dekat dengan masyarakat. 2 tahun perjalanan bermusik bersama 2 rekannya di Hamdani Harsoyo, akhirnya menelurkan album perdana yang akan segera diluncurkan.

Pria yang mengawali karir di pulau Bali itu menceritakan, lingkungannya pada saat itu sangat mendukungnya untuk mengembangkan hobi dan bakat di bidang seni. Banyak sastrawan dan pujangga yang sering bertukar pikiran dalam berkreasi maupun memberikan apresiasi terhadap suatu karya. Sementara di Jember saat ini, para pujangga cenderung masih berjalan masing-masing. Belum ada wadah yang bisa menjadi tempat saling dukung antar musisi, khususnya pujangga. Hal itulah yang ingin ia bangun di Jember.(rex)

Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.

Adonis Music R&B