Naiknya harga rokok memicu terjadinya inflasi sebesar 0,04 persen di Kabupaten Jember pada Oktober 2021. Dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,39 persen. Kepala Seksi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jember, Candra Birawa, dalam rilis secara daring, Senin (1/11/2021), menjelaskan bahwa rokok kretek filter mengalami inflasi sebesar 2,5 persen. Namun karena harganya yang tinggi, sehingga andil inflasinya paling besar, yaitu 0,0732 persen. Disusul oleh minyak goreng sebesar 3,12 persen dengan sumbangan inflasi sebesar 0,0447 persen.

Selain rokok dan minyak goreng menurut Candra, komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi yakni upah asisten rumah tangga, daging ayam ras, cabe rawit, cabe merah, kangkung, sabun mandi, mangga dan jeruk. Sedangkan beberapa komoditas yang menyumbang deflasi paling banyak, yakni telur ayam ras, tomat dan bayam.

Candra melanjutkan, dari 11 kelompok pengeluaran, 4 kelompok di antaranya tercatat mengalami inflasi, 1 kelompok mengalami deflasi, dan 5 kelompok stabil. Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,54 persen. Diikuti oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,06 persen.

Candra menambahkan, kelompok yang mengalami inflasi terkecil adalah kelompok transportasi serta kelompok pakaian dan alas kaki masing-masing sebesar 0,05 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,38 persen.

Dari 8 Kabupaten/Kota IHK di Jawa Timur, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,20 persen. Sementara inflasi terendah di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Sumenep masing-masing sebesar sebesar 0,02 persen. Jawa Timur sendiri mengalami inflasi sebesar 0,18 persen.(rex)