KESADARAN PEMERIKSAAN DINI HIV DI JEMBER TERHALANG STIGMA DAN DISKRIMINASI

KESADARAN PEMERIKSAAN DINI HIV DI JEMBER TERHALANG STIGMA DAN DISKRIMINASI

KESADARAN PEMERIKSAAN DINI HIV DI JEMBER TERHALANG STIGMA DAN DISKRIMINASI

Laporan tambahan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Jember mengalami penurunan di masa pandemi Covid-19. Sejak tahun 2004, jumlah penderita HIV di Kabupaten Jember tercatat sekitar 6.000 orang. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, tambahan kasus setiap tahunnya berkisar 600 orang. Namun pada 2020, turun menjadi 560 orang. Hal itu diungkapkan Konselor HIV Puskesmas Jember Kidul, Citra Indah Santi kepada K Radio pada Rabu (1/12/2021).

Menurut Citra, menurunnya kasus itu dipengaruhi jumlah konseling di masa pandemi Covid-19 yang juga berkurang. Padahal seluruh Puskesmas dan rumah sakit di Jember menyediakan layanan pemeriksaan HIV atau VCT. Terkait penyebaran HIV/AIDS di Jember, kebanyakan disebabkan oleh 3 faktor. Yakni hubungan seksual, pemakaian jarum suntik bekas, dan penurunan penyakit HIV dari ibu yang terpapar ke bayinya lewat ASI.

Citra menyampaikan, target Indonesia bebas AIDS pada 2030 tidak selaras dengan fakta di lapangan. Menurutnya, masih banyak pasien HIV yang tidak melakukan pengobatan secara rutin. Para pengidap HIV biasanya bersemangat hanya pada awal masa pengobatan saja. Namun seiring berjalannya waktu, mereka merasakan bosan dan secara tiba-tiba memutuskan pengobatan. Padahal obat bagi pasien HIV harus dikonsumsi secara rutin dan terus-menerus seumur hidup. Hal itu ditujukan untuk menekan penyebaran virus dan menjaga kesehatan pasien.

Dalam hal ini, Citra menyebut bahwa bantuan pemerintah dalam penanganan HIV/AIDS sangat besar. Mulai dari pemeriksaan gratis, distribusi alat kontrasepsi sebagai bentuk pencegahan, dan pemberian obat gratis bagi para pasien HIV/AIDS.

Hal senada disampaikan Sekretaris Organisasi Gaya Warna (Ogawa), Widi Panuwun Harini. Ia yang aktif melakukan pendampingan di komunitas LGBT menjelaskan, masih sulit membangun kesadaran bagi komunitas yang mempunyai risiko tinggi terpapar HIV/AIDS. Alasannya karena berbagai stigma dan diskriminasi yang ada di masyarakat. Tak jarang, pihaknya melakukan sistem jemput bola dengan mendatangi tempat-tempat berkumpul komunitas yang berisiko dan melakukan mobile VCT bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Jember. Selain itu, edukasi terkait HIV/AIDS di masyarakat juga penting.(rex)

Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.

Adonis Music R&B